Türkİye, Dunia

Erdogan: Kami bertekad musnahkan ancaman teror dari Suriah utara

Ankara bertekad untuk memusnahkan ancaman teror, baik itu sendiri atau dengan dukungan dari pasukan lokal, kata Presiden Erdogan

Ali Murat Alhas  | 12.10.2021 - Update : 13.10.2021
Erdogan: Kami bertekad musnahkan ancaman teror dari Suriah utara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (Foto file - Anadolu Agency)

ANKARA

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin mengatakan negaranya telah kehabisan kesabaran setelah serangan mematikan terbaru terhadap pasukan Turki di utara Suriah dan pelanggaran terhadap wilayah negaranya.

Erdogan mengatakan hal itu pada konferensi pers setelah pertemuan Kabinet di Kompleks Kepresidenan di ibu kota Ankara.

Dua pasukan khusus polisi Turki tewas dan dua lainnya terluka di zona Operasi Perisai Eufrat di utara Suriah ketika YPG, cabang kelompok teror PKK di Suriah, menyerang sebuah kendaraan bersenjata dengan peluru kendali.

Erdogan mengatakan Ankara bertekad untuk memusnahkan ancaman yang berasal dari Suriah utara, baik itu sendiri atau dengan dukungan pasukan lokal yang aktif.

Sejak 2016, Turki telah meluncurkan tiga operasi anti-teror yang berhasil melintasi perbatasannya di Suriah utara.

Operasi Perisai Eufrat (2016), Operasi Ranting Zaitun (2018), dan Operasi Mata Air Perdamaian (2019) adalah tiga kampanye Turki untuk mencegah pembentukan koridor teroris dan memungkinkan para penduduk kembali dengan damai ke kampung halaman mereka.

Dalam lebih dari 35 tahun kampanye terornya melawan Turki, PKK – yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, AS, dan Uni Eropa (UE) – telah bertanggung jawab atas kematian sedikitnya 40.000 orang, termasuk wanita, anak-anak, dan bayi.

Perubahan iklim

Presiden Turki juga menyoroti masalah perubahan iklim, mengatakan bahwa negaranya berperan menyelesaikan krisis iklim, dan Ankara akan menempatkan revolusi pembangunan hijau sebagai inti dari program pemerintahannya.

Direktorat penanggulangan perubahan iklim akan dibentuk di Turki untuk mengatasi masalah ini, kata Erdogan, seraya menambahkan bahwa Kementerian Lingkungan dan Urbanisasi akan diganti namanya menjadi Kementerian Lingkungan, Urbanisasi dan Perubahan Iklim.

Erdogan mengatakan pemerintahnya mengharapkan semua partai politik, sektor swasta, dan LSM untuk mendukung pembangunan hijau, yang merupakan "proyek bersejarah."

Masalah migran

Turki berdiri sebagai salah satu negara penerima pengungsi terbesar di dunia yang menampung empat juta pengungsi, termasuk lebih dari 3,6 juta warga Suriah yang melarikan diri dari negara itu setelah meletusnya perang saudara berdarah pada 2011.

Presiden Turki mengatakan tidak mungkin bagi Turki untuk menanggung seluruh beban krisis migrasi sendirian, dan mengharapkan negara-negara tujuan bagi pengungsi untuk mengambil tanggung jawab lebih.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın