Dunia

Demonstran desak parlemen AS sahkan RUU penegakkan HAM Hong Kong

RUU tersebut akan membuat pejabat China di Hong Kong dapat dianggap merusak otonomi wilayah

Hayati Nupus  | 15.10.2019 - Update : 15.10.2019
Demonstran desak parlemen AS sahkan RUU penegakkan HAM Hong Kong Demonstran di Hoing Kong mengibarkan bendera Amerika Serikat. (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA

Demonstran Hong Kong mendesak anggota parlemen AS untuk mengesahkan RUU yang akan membuat pejabat China di Hong Kong dianggap merusak otonomi wilayah tersebut.

Demonstrasi yang diikuti oleh puluhan ribu orang itu memicu pengesahan UU darurat yang juga melarang pengunjuk rasa mengenakan topeng wajah. Aturan itu sekaligus memicu sederet kekerasan terburuk sejak demonstrasi dimulai pada Juni.

Senin malam lalu, sejumlah demonstran mengenakan masker untuk menentang larangan itu.

Mereka, yang umumnya masih amat muda, meneriakkan “Berjuang untuk Kebebasan, Berjuang untuk Hong Kong” di Chater Garden, Distrik Admiralty, tak jauh dari markas besar pemerintah.

“Kami di sini untuk melakukan panggilan darurat kepada komunitas internasional agar mendukung, kami tak punya cara lain,” ujar Chin, 24, mahasiswa seni.

Seorang pembicara meminta para senator AS untuk memilih UU HAM dan Demokrasi Hong Kong tahun 2019, serta menyebutkan bahwa itu akan menjadi “senjata paling ampuh”

RUU tersebut mendukung penegakkan HAM di Hong Kong, dengan sederet langkah-langkah seperti tinjauan rutin status ekonomi khusus serta sanksi bagi perusak otonomi.

Teks itu tak akan rampung sampai melewati kedua majelis kongres dan ditandatangani presiden.

Senin malam, Pemerintah Hong Kong “menyatakan penyesalannya” atas tuntutan demonstran agar Kongres AS mengesahkan RUU tersebut, dan menegaskan kembali bahwa “badan legislatif asing tak boleh ikut campur segala urusan internal HKSAR (Wilayah Administrasi Khusus Hong Kong)”.

“Prinsip ‘satu negara, dua sistem ’telah sepenuhnya berhasil dilaksanakan. Pemerintah HKSAR sangat mementingkan dan bertekad untuk melindungi mereka,” tambah dia.

Demonstrasi yang mendorong kebebasan demokratis itu telah digelar selama 19 pekan terakhir, sementara para pemimpin lokal menolak konsesi.

Polisi telah menembakkan ribuan gas air mata dan peluru karet ke pengunjuk rasa.

Polisi juga menangkap lebih dari 2.300 orang sejak Juni, termasuk remaja.

Sementara itu dua orang telah ditembak dan terluka.

Kepala eksekutif Hong Kong Carrie Lam akan menyampaikan Pidato Kebijakan tahunan pada Rabu di tengah tekanan untuk mengembalikan kepercayaan pada pemerintah.

Wilayah yang dikuasai China itu menghadapi resesi pertama dalam satu dekade akibat demonstrasi.

Bidang paling terpukul adalah sektor pariwisata dan ritel.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın