CEO Microsoft desak India ramah imigran
Pernyataan CEO kelahiran India itu muncul sebagai tanggapan terhadap undang-undang kewarganegaraan kontroversial yang baru disahkan
Ankara
Beyza Binnur Donmez
ANKARA
CEO Microsoft kelahiran India Satya Nadella menyatakan harapannya agar India menjadi tempat di mana imigran bisa mendirikan perusahaan rintisan.
Pernyataan Nadella datang setelah India baru-baru ini mengesahkan undang-undang kewarganegaraan, yang memicu gelombang protes di seluruh penjuru negara itu.
"Setiap negara akan dan harus menetapkan perbatasannya, melindungi keamanan nasional dan menetapkan kebijakan imigrasi yang sesuai. Dan di negara-negara demokrasi, itu adalah sesuatu yang akan diperdebatkan oleh rakyat dan pemerintah mereka dalam batasan-batasan itu," kata Nadella dalam pernyataan yang dirilis di akun Twitter Microsoft India.
Nadella mengatakan bahwa dia dibentuk oleh warisan budaya India, pengalaman tinggal di India yang multikultural dan pengalaman menjadi imigran di Amerika Serikat.
"Harapan saya adalah agar India menjadi tempat di mana seorang imigran dapat bercita-cita mendirikan perusahaan rintisan yang makmur atau memimpin sebuah perusahaan multinasional yang menguntungkan masyarakat India dan ekonomi pada umumnya," tambah dia.
Pada Desember, India menerapkan undang-undang kewarganegaraan baru - secara resmi dikenal sebagai Citizenship Amendment Act (CAA) 2019 - yang memicu kecaman massal dan aksi protes hingga menewaskan 20 orang.
Undang-undang itu memberikan kewarganegaraan kepada setidaknya enam kelompok minoritas dari Afghanistan, Bangladesh dan Pakistan yang bermigrasi ke India hingga 31 Desember 2014.
Namun, Muslim tidak termasuk dalam daftar tersebut.