Dunia

AS tuduh Iran jadi 'pangkalan' baru al-Qaeda

Menlu AS Mike Pompeo menuduh kepemimpinan Iran memberikan 'perlindungan bagi para pemimpin senior kelompok teror itu'

Muhammad Abdullah Azzam  | 13.01.2021 - Update : 14.01.2021
AS tuduh Iran jadi 'pangkalan' baru al-Qaeda Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo. (Yasin Öztürk - Anadolu Agency )

Washington

Michael Hernandez

WASHINGTON

Iran sekarang menjadi "markas utama" al-Qaeda, kata menteri luar negeri Amerika Serikat (AS) menuduh negara itu meski ada sejarah berdarah antara Teheran dan kelompok teror itu.

Menlu AS Mike Pompeo pada Selasa menuduh otoritas Iran memberikan "perlindungan bagi para pemimpin senior kelompok teror saat mereka merencanakan serangan terhadap Amerika dan sekutu kami."

"Poros Iran - al-Qaeda menimbulkan ancaman besar bagi keamanan negara dan tanah air Amerika sendiri, dan kami sedang mengambil tindakan," kata Pompeo dalam sebuah pernyataan.

"Hari ini, kami menarik perhatian pada sifat hubungan Iran dan al-Qaeda serta mengambil tindakan yang diperlukan untuk menghancurkan al-Qaeda dan hubungannya dengan Iran. “Kami mendesak semua negara untuk melakukan hal yang sama, demi kebaikan negara kita, dan kebebasan dunia," sebut dia.

Pompeo adalah sosok penting dalam kampanye pemerintahan Trump untuk meningkatkan tekanan diplomatik dan ekonomi terhadap Republik Islam Iran.

Dia tidak memberikan bukti untuk mendukung tuduhannya selama konferensi pers itu.

AS menawarkan hingga USD7 juta untuk informasi tentang Abd-al-Rahman al-Maghrebi, yang disebut sebagai pemimpin al-Qaeda yang berbasis di Iran.

Selain itu, Washington memberikan sanksi kepada sejumlah individu yang berbasis di Iran yang dituduh memiliki hubungan dengan al-Qaeda.

Di antara mereka yang tersapu dalam gelombang baru daftar hitam adalah Muhammad Abbatay, yang juga dikenal sebagai Abd al-Rahman al-Maghrebi dan Sultan Yusuf Hasan al-Arif, menurut Deplu AS adalah para pemimpin al-Qaeda yang saat ini tinggal di Iran.

Tiga orang yang diduga terikat dengan kelompok yang dikenal sebagai Batalyon Kurdi al-Qa'ida - Isma'il Fu'ad Rasul Ahmed, Fuad Ahmad Nuri Ali al-Shakhan, dan Niamat Hama Rahim Hama Sharif - juga telah ditetapkan sebagai global teroris.

Iran berulang kali membantah menerima teroris al-Qaeda di masa lalu dan menlunya menolak tuduhan tersebut.

Hampir semua pembajak 11 September berasal dari Arab Saudi, saingan utama Iran dan sekutu utama AS di wilayah tersebut.

Dari 19 teroris, 15 berasal dari Arab Saudi. Dua dari Uni Emirat Arab, sedangkan masing-masing satu berasal dari Lebanon dan Mesir.

Trita Parsi, seorang direktur eksekutif di lembaga think tank Quincy Institute yang berbasis di Washington, menolak tuduhan "palsu" Pompeo karena itu "mendaur ulang kebohongan lama, menambahkan beberapa hal yang baru dan salah tafsir dan memutarnya sebagai sebuah berita.

"Tanyakan pada diri Anda sendiri, jika bukti konklusif dari aliansi Iran - Al-Qaeda benar-benar ada, mengapa dia menunggu sampai minggu terakhir masa jabatannya untuk mengungkapkannya? Mengingat upaya 4 tahun Pompeo untuk menghancurkan Iran, dia akan mengungkapkan ini di awal untuk membenarkan tekanan maksimum," kata Parsi di Twitter.

"Penjelasan yang lebih masuk akal adalah bahwa Pompeo mengubah fakta agar sesuai dengan obsesinya konflik dengan Iran. Karena kemungkinan konflik terlepas dari tangannya berkat kudeta Trump yang gagal," tukas mereka.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.