Dunia

‘Peta jalan Manbij bisa jadi titik balik hubungan Turki-AS’

Menteri luar negeri Turki dan AS akan membahas beberapa isu bilateral di Washington

Hakan Copur  | 04.06.2018 - Update : 05.06.2018
‘Peta jalan Manbij bisa jadi titik balik hubungan Turki-AS’ Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu berpidato ketika menghadiri KTT Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Bomonti Hilton Hotel di Istanbul, Turki pada 18 Mei 2018. (Arif Hudaverdi Yaman - Anadolu Agency)

Washington DC

Hakan Copur

WASHINGTON

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan bahwa penerapan peta jalan untuk menarik teroris YPG/PKK dari kota Manbij di utara Suriah diperkirakan akan dimulai setelah pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo.

“Setelah memberikan persetujuan untuk [persoalan] Manbij di timur sungai Eufrat besok [Senin] sebagai dua menteri, kami akan mulai menerapkannya. Hal ini dapat menjadi titik balik bagi hubungan bilateral,” kata Cavusoglu pada acara buka puasa bersama di Washington Minggu.

Peta jalan Manbij diperkirakan akan diumumkan setelah pertemuan Cavusoglu dengan Pompeo, yang akan fokus pada pengeluaran kelompok teror YPG yang berafiliasi dengan PKK dari kota itu serta stabilitas regional di wilayah tersebut.

Cavusoglu mengatakan, dukungan AS untuk organisasi teroris PKK/PYD di Suriah adalah salah satu masalah paling penting yang menjadi penyebab perselisihan antara Ankara dan Washington.

"Kami berusaha untuk solusi politik di Suriah. Kami menolak semua upaya memecah Suriah. Kami telah bekerja sebagai aktor utama untuk solusi politik di Suriah dengan proses [perdamaian] Astana, Sochi dan Jenewa," katanya.

Langkah Turki membeli sistem pertahanan rudal dari Rusia juga telah menyebabkan ketegangan antara Turki dan AS, ujar dia.

“Tetapi sebelum kami membeli sistem ini [dari Rusia] kami ingin membelinya dari sekutu-sekutu kami dan Amerika Serikat. Tapi mereka tidak menjual kepada kami. Kami harus membelinya dari Rusia. Jika AS siap untuk menjualnya kepada kami, kami juga ingin membelinya dari sekutu kami,” tambah Cavusoglu.

Menteri Luar Negeri Turki juga berbicara tentang dukungan Turki terhadap Palestina soal status Yerusalem, dia menilai beberapa negara Muslim tidak cukup aktif dalam masalah ini.

"Turki tidak akan pernah meninggalkan Jerusalem," kata dia menambahkan bahwa sudah tiba waktunya untuk mengajukan rancangan baru tentang Yerusalem di Majelis Umum PBB.

"Turki akan terus berjuang untuk mempertahankan hak-hak Umat [Muslim]," tambah dia.

Cavusoglu Turki juga mengkritik pemerintah AS karena tidak mengambil tindakan apa pun untuk ekstradisi Fetullah Gulen, pemimpin Organisasi Teror Fetullah, yang merupakan dalang upaya kudeta mematikan di Turki pada tahun 2016.

"Masalah FETO juga akan dibahas dalam pertemuan dengan Pompeo," imbuh Cavusoglu.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın