Dunia, Budaya

Umat Islam di London khawatir soal lonjakan Islamofobia selama Ramadan

'Islamofobia sedang meningkat dan orang-orang di komunitas kami menjadi sasaran serangan karena mereka Muslim,' kata kepala Lembaga Masyarakat Kebudayaan Islam London

Burak Bir  | 13.03.2024 - Update : 15.03.2024
Umat Islam di London khawatir soal lonjakan Islamofobia selama Ramadan

LONDON

Bulan suci Ramadhan tahun ini diawali dengan rasa kekhawatiran dan ketakutan bagi komunitas Muslim di London.

Lonjakan tindakan Islamofobia yang dipicu oleh perang Israel di Gaza dan pembobolan masjid baru-baru ini telah meningkatkan ketakutan dan memicu seruan untuk meningkatkan langkah-langkah keamanan.

Sejak pertengahan Februari, telah terjadi serangkaian insiden di masjid-masjid di sekitar London, termasuk pembobolan di tiga masjid – Masjid Hijau Palmers, Masjid Southgate, dan Masjid Ayesha.

Tindakan teror atau peristiwa Islamofobia di Inggris meningkat lebih dari tiga kali lipat sejak 7 Oktober, ketika Israel melancarkan perang mematikan di Jalur Gaza, menurut Tell MAMA, sebuah badan pengawas yang berfokus pada insiden anti-Muslim.

Dengan semakin banyaknya umat Islam yang pergi ke masjid selama bulan Ramadhan, termasuk untuk salat tarawih larut malam, masyarakat harus “sangat berhati-hati,” menurut Bibi Rabbiyah Khan, presiden London Islamic Cultural Society (LICS).

“Islamofobia sedang meningkat dan orang-orang di komunitas kami menjadi sasaran serangan karena mereka Muslim, namun mereka tidak serta merta melaporkannya,” kata dia kepada Anadolu.

Mengenai insiden di masjid baru-baru ini, Khan mengatakan tampaknya para pelaku ingin merusak sistem pengawasan CCTV dan mengambil hard drive dari komputer.

“Tidak masuk akal jika orang-orang melakukan hal itu alih-alih berusaha mendapatkan uang yang disimpan di masjid-masjid,” kata Khan yang juga ketua Dewan Masjid London Utara, yang mengawasi 13 masjid di Haringey, Enfield, dan Barnett, termasuk tiga masjid yang menjadi sasaran serangan teror.

“Kami mengantisipasi bahwa mungkin selama bulan Ramadhan siapa pun yang melakukan hal ini, mereka tahu bahwa perlu waktu untuk membuat CCTV kembali berfungsi, atau bahkan untuk mendapatkan hard drive. Jadi mungkinkah hal ini akan terjadi lagi ketika hal-hal tersebut tidak terjadi? Kami tidak tahu.”

'Kami khawatirkan anak-anak kami'

Dia juga menyebutkan beberapa insiden baru-baru ini di Masjid Wembley pada awal Maret dan masjid-masjid lain di Leicester, dan menekankan perlunya tindakan keamanan yang ketat selama bulan Ramadhan.

“Kami khawatir dengan meningkatnya Islamofobia. Kami khawatir dengan anak-anak kami dan jamaah kami di masjid. Dan saat Ramadhan tentu saja akan terlambat. Kami juga mengadakan tarawih larut malam… Kami harus memiliki keamanan yang sama,” kata Khan.

“Kami sangat, sangat khawatir,” sebut dia, sambil menambahkan bahwa mungkin ada lebih banyak insiden karena situasi yang memburuk di Gaza, di mana Israel telah membunuh lebih dari 31.100 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai lebih dari 72.700 lainnya.

Israel juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan wilayah kantong Palestina, menyebabkan penduduknya menghadapi kelaparan dan kelaparan.

Perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza mengungsi di tengah blokade makanan, air bersih dan obat-obatan yang melumpuhkan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.

Israel menghadapi gugatan tuduhan melakukan genosida terhadap masyarakat Gaza di Mahkamah Internasional, yang mana dalam keputusan sementara pengadilan itu pada Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida.

 “Kami tidak tahu karena orang-orang sangat kesal dan khawatir dengan apa yang terjadi. Ada orang-orang yang khawatir dan ada pula yang marah, karena bagaimana kita bisa melihat dan menoleransi begitu banyak anak-anak yang dibunuh tanpa merasa khawatir?” kata Khan.

Dia mengatakan mereka berkoordinasi dengan polisi untuk memastikan bahwa semua masjid memiliki sistem pengawasan yang berfungsi dan mekanisme keselamatan yang tepat “direncanakan, diprogram dan kemudian diterapkan.”

'Peningkatan kejahatan rasial di London'

Menanggapi pertanyaan Anadolu tentang upaya mengatasi masalah keamanan selama Ramadhan, Kepolisian Metropolitan mengatakan mereka telah bekerja sama dengan perwakilan komunitas Yahudi dan Muslim di ibu kota sejak 7 Oktober.

Petugas telah dikerahkan untuk memberikan kepastian dan menyelidiki pelanggaran di sekitar sekolah agama, tempat ibadah, dan di komunitas yang tingkat kekhawatirannya paling tinggi, kata juru bicara kepolisian dalam tanggapan tertulisnya.

“Sayangnya, meski kehadiran petugas meningkat, kami melihat peningkatan signifikan dalam kejahatan rasial di London,” ungkap pernyataan itu.

Hal ini termasuk pelecehan yang ditujukan pada individu atau kelompok secara langsung atau online, tindakan kriminal yang bermotif ras atau agama, dan pelanggaran lainnya, kata mereka.

“Kami terus mendorong siapa pun yang mengalami kejahatan rasial untuk melaporkannya ke polisi. Itu tidak dapat diterima dan kami akan menyelidikinya,” tambah Kepolisian London.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın