Budaya

Get Plastic, komunitas muda Jakarta penggarap sampah jadi minyak

Sekelompok anak muda ibu kota menciptakan mesin untuk mengurai plastik dari sampah rumah tangga

Megiza Soeharto Asmail  | 28.03.2018 - Update : 28.03.2018
Get Plastic, komunitas muda Jakarta penggarap sampah jadi minyak Anggota Komunitas Get Plastic (Gerakan Tarik Plastik) mengolah sampah plastik menjadi minyak di Gudang Sarinah Ekosistem, Jakarta, 27 Maret 2018. (Get Plastic ID courtessy - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Megiza Asmail

JAKARTA 

Berpenduduk lebih dari 10,4 juta jiwa Jakarta tercatat menghasilkan sampah lebih dari 6000 ton per harinya.

Lembaga lingkungan global Greenpeace menyebut, sekitar 6500-7000 ton sampah dihasilkan warga ibu kota, atau sekitar 4 persen dari total timbunan sampah nasional.

Sejak akhir tahun 2017, pemerintah pusat tengah menggalakkan berbagai program untuk mengatasi masalah marine debris atau sampah laut. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menkomaritim) Luhut Binsar Panjaitan sempat mengatakan Indonesia bakal mendapat asistensi dari IMF, World Bank dan juga Ocean Concervancy untuk menangani masalah tersebut.

Tidak hanya organisasi lingkungan dunia dan pemerintah pusat, berbagai komunitas pecinta lingkungan skala kecil juga beriringan menggagas cara untuk menanggulangi masalah sampah. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh komunitas Jakarta bernama Get Plastic.

Setelah enam kali merakit prototype pengolahan plastik, akhirnya komunitas yang membuka workshop di Gudang Sarinah Ekosistem, Jakarta Selatan, ini melahirkan mesin yang mereka beri nama GP07. Lewat mesin ini, sampah plastik dicairkan dan diubah menjadi gas.

Salah satu penggagas Get Plastic Dimas Bagus Wijanarko menjabarkan prototype mesin pengolah sampah mereka dibuat dari tabung-tabung bekas berbahan logam dan juga pipa besi bekas.

“Metodenya menggunakan destilasi kering, proses pirolisis sehingga terjadi proses kimia. Plastik dimasukkan ke tabung, kemudian kita panaskan hingga 300-400 derajat, sehingga plastik mencair dan berubah menjadi gas,” ujar Dimas saat berbicara dengan Anadolu Agency, Selasa.

Pirolisis sendiri adalah dekomposisi termokimia bahan organik melalui proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen atau pereaksi kimia lainnya, di mana material mentah akan mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas.

“Gas itu menjadi minyak yang mengandung propane atau minyak mentah yang dapat diolah untuk jadi premium atau solar,” kata pria yang berusia 41 tahun ini.

Dia menjelaskan, pada prinsipnya semua jenis plastik dapat diolah untuk menjadi gas atau minyak mentah. Hanya saja, untuk jenis PET (Polyethylene Terephthalate) terbilang paling buruk karena kandungan minyaknya sangat sedikit yaitu 20 persen.

“Untuk jenis itu, kita enggak olah karena biaya produksinya terlalu tinggi,” imbuh dia.

Sedangkan empat jenis plastik lainnya yang diolah oleh Get Plastic untuk menghasilkan minyak mentah adalah jenis HDPE (High Density Polyethylene), PP (Polypropylene), LDPE (Low Density Polyethylene) dan PS (Polystyrene).

“Untuk 1 kilogram plastik dari empat jenis itu bisa menghasilkan 1 liter minyak mentah. Sedangkan untuk 1 kilogram jenis PET cuma bisa menghasilkan 200 mililiter,” sebut Dimas.

Sejak tahun lalu, Get Plastic mengklaim telah mengolah lebih dari 100 kilogram plastik dan menghasilkan lebih dari 100 liter minyak.

Terakhir, komunitas ini ikut berpartisipasi dalam aksi bersih-bersih sampah plastik yang diadakan oleh Pemerintah Provinsi DKI di Teluk Jakarta dan mengolah plastik di sana. Hanya saja, kata Dimas, plastik dari Teluk Jakarta yang sudah terendam oleh air asin terbilang sulit untuk diolah.

Berbekal alat GP07 itu, sekarang komunitas Get Plastic menyambangi beberapa komunitas lingkungan dan sekolah-sekolah di Jakarta, maupun di kota-kota pinggir ibu kota seperti Depok, Bogor, Tangerang Selatan dan Bekasi.

Meski terbilang berhasil menciptakan mesin pengolah sampah, Get Plastic tidak berencana untuk memproduksi dan menjual GP07. Jika ada masyarakat yang ingin mengolah sampah plastik sendiri, kata Dimas, maka mereka harus menjalankan program yang selama ini dilakukan Get Plastic.

“Kita mencoba memotong aliran sampah dari hulunya yaitu dari sampah rumah tangga. Jadi kita tidak menyebut akan dijual [mesin itu]. Tapi kita mencoba menjalani program ini, apabila ada daerah yang mau punya alat kita ya mau harus mengikuti program kita,” tukas Dimas.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.