Fotografi jurnalistik berfungsi sebagai 'jaminan' kebenaran di era digital
Hannah McKay dari kantor berita Reuters menekankan bahwa sementara teknologi telah mempercepat dan meningkatkan dampak foto jurnalisme, teknologi itu juga telah menciptakan tantangan baru

ISTANBUL
Foto jurnalistik tetap menjadi jaminan kebenaran di era yang didominasi oleh kelebihan digital, kecerdasan buatan (AI), dan misinformasi, menurut para pemenang kategori olahraga di Penghargaan Fotografi Istanbul 2025.
Hannah McKay dari kantor berita Reuters adalah peraih Penghargaan Story Sports perdana atas liputan dinamisnya tentang pesenam Amerika Simone Biles di Olimpiade Paris 2024.
McKay adalah seorang fotografer dengan pengalaman luas meliput peristiwa-peristiwa besar global, termasuk Olimpiade, Piala Dunia FIFA, krisis pengungsi Rohingya, pemilihan presiden AS, perang Israel-Gaza, dan wafatnya Ratu Elizabeth II.
"Saya merasa gugup sekaligus gembira saat meliput Simone Biles di Olimpiade Paris," kata McKay, mengakui adanya tekanan dalam meliput kisah salah satu pesenam terhebat sepanjang sejarah. "Kehadiran Simone Biles di Olimpiade Paris lebih dari sekadar kemenangan; ini tentang ketahanan dan kembali ke panggung dunia," tambah dia.
Meskipun McKay memiliki sedikit pengalaman dengan fotografi senam, ia mempersiapkan diri dengan mempelajari foto-foto olahraga tersebut sebelumnya. “Itu adalah tantangan yang memotivasi saya untuk meningkatkan fotografi olahraga ini,” ujar dia.
Gambar-gambar mereka diambil dari lapangan permainan, posisi unik dan menantang yang menawarkan jarak dekat bagi para atlet, tetapi memerlukan navigasi yang hati-hati agar tidak mengganggu kru televisi atau para atlet itu sendiri.
"Olahraga tidak dapat diprediksi. Jadi, sebagian besar waktu dihabiskan untuk menafsirkan situasi secara langsung dan memastikan saya berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat," kata McKay.
“Foto jurnalisme itu hebat karena menangkap momen dan emosi nyata, menghubungkan orang-orang dengan peristiwa-peristiwa dunia. Satu foto dapat mengungkapkan kebenaran, menginspirasi tindakan, dan bahkan mengubah sejarah. Dengan kekuatan itu muncullah tanggung jawab,” tegas McKay.
McKay menekankan bahwa sementara teknologi telah mempercepat dan meningkatkan dampak foto jurnalisme, teknologi juga telah menciptakan tantangan baru, karena perangkat digital meningkatkan penceritaan tetapi juga dapat menimbulkan kekhawatiran tentang akurasi dan manipulasi.
Ia terkejut saat mengetahui bahwa dirinya telah memenangi penghargaan dan bangga karena keterampilan fotografi olahraganya diakui.
Jerome Brouillet, pemenang Hadiah Pertama dalam Olahraga Perorangan, menangkap gambar yang kini menjadi ikon peselancar Brazil Gabriel Medina yang melakukan salto di udara di Teahupoo, Tahiti, selama kompetisi selancar Olimpiade, yang ia liput untuk kantor berita Prancis AFP.
Brouillet menggambarkan hari itu sebagai hari yang sempurna untuk fotografi, dengan cuaca yang bagus dan gelombang yang kuat. "Beberapa dari kami tahu dia suka merayakan ombaknya, jadi saya berharap dia akan pulang dengan perayaan," sebut dia.
Mengambil foto tersebut merupakan tantangan bagi Brouillet, karena ia harus mengantisipasi kembalinya Medina setelah menghilang di balik ombak, semuanya dilakukannya sambil bekerja dari atas perahu. Kesulitan memotret di Teahupoo diperparah dengan jam kerja yang panjang, karena acaranya berlangsung dari pukul 07.00 pagi hingga 05.00 sore.
“Tentu saja, saya pikir foto ini akan diapresiasi, tetapi saya tidak pernah membayangkan foto ini akan menjadi viral seperti ini. Foto ini hampir tidak nyata dalam segala hal: komposisinya, viralitasnya di berbagai media... dan foto ini benar-benar mengubah hidup saya! Beberapa orang bahkan mengira foto ini palsu. Foto ini mungkin salah satu foto selancar yang paling banyak dilihat sepanjang sejarah. Foto ini bukan sekadar foto selancar. Itulah sebabnya foto ini menjangkau semua orang,” tambah Brouillet.
Fotografer Prancis, yang memulai kariernya dengan mendokumentasikan acara bersepeda menuruni bukit di Prancis, menggambarkan fotografi sebagai cara untuk "membekukan waktu dan kebenaran."
"Di era kejenuhan digital, kecerdasan buatan, dan berita palsu, jurnalisme foto adalah kunci untuk menangkap apa yang sebenarnya terjadi di dunia nyata," ungkap dia.
«Foto jurnalisme membekukan dunia dalam sejarah sebagaimana adanya, tanpa narasi atau interpretasi. Terserah kepada pemirsa untuk merenungkan konteksnya, untuk mempertimbangkan apa yang terjadi sebelum dan sesudah gambar. "Dan itulah kekuatan fotografi: mendorong orang untuk bertanya di dunia yang tidak lagi mendorong mereka untuk melakukannya," tambah Brouillet.
Dia mengungkapkan keterkejutannya saat memenangkan penghargaan tersebut dan menambahkan: "Saya sangat menghormati para fotografer yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk mengabadikan momen-momen yang begitu berkesan. Saya bangga menjadi salah satu fotografer yang mengambil foto dalam kondisi yang benar-benar menantang.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.