Türkİye

Dua WNI tewas akibat gempa dahsyat di selatan Turkiye

Satu WNI asal Bali ditemukan tewas bersama keluarganya setelah tertimpa puing-puing bangunan di provinsi Kahramanmaras

Muhammad Abdullah Azzam  | 08.02.2023 - Update : 13.02.2023
Dua WNI tewas akibat gempa dahsyat di selatan Turkiye Ilustrasi tim SAR dan tentara Turkiye menyelamatkan warga yang tertimpa reruntuhan bangunan. (Foto file - Anadolu Agency)

ISTANBUL

Dua warga negara Indonesia (WNI) tewas akibat gempa kuat magnitudo 7,7 yang mengguncang selatan Turkiye pada Senin kemarin.

Gempa dahsyat berkekuatan 7,7 dan 7,6 yang berpusat di provinsi Kahramanmaras, juga memberikan dampak kerusakan di 10 provinsi negara itu dan gempa tersebut mempengaruhi lebih dari 13 juta orang.

Beberapa negara di kawasan itu, termasuk Suriah dan Lebanon, merasakan dua gempa besar itu, yang terjadi di pusat berbeda dalam waktu kurang dari 10 jam.

Duta Besar Republik Indonesia di Ankara Lalu Muhammad Iqbal menyampaikan bahwa WNI bernama Nia Marlinda asal Bali meninggal dunia bersama satu anak -- yang memiliki status dwi kewarganegaraan, [Turki dan Indonesia] -- dan suaminya warga negara Turkiye.

Mereka ditemukan meninggal dunia setelah tertimpa puing-puing bangunan di Kahramanmaras, Turkiye. Kedubes juga telah memberikan kabar tersebut kepada keluarga yang bersangkutan. "Almarhumah dan keluarga akan dimakamkan hari ini di Kahramanmaras," kata keterangan KBRI Ankara pada Rabu.

Sementara itu, Dubes Iqbal memberikan informasi terkini tentang WNI yang kemarin Selasa tak diketahui keberadaannya.

WNI bernama Ayu Fira dan dua anaknya di Hatay yang hingga kemarin dinyatakan belum bisa dihubungi, kini sudah berhasil ditemukan dan dalam keadaan selamat, kata Iqbal.

“Alhamdulillah setelah melakukan pelacakan ke lokasi tempat tinggal, Ibu Ayu Fira dan anaknya sudah kami temukan dalam keadaan selamat,” ucap Bondet Suryonurwendo, sekretaris 3 perlindungan WNI KBRI Ankara yang memimpin tim ke Hatay.

Terkait dua WNI pekerja spa therapist yang berstatus “belum bisa dihubungi” kemarin di Diyarbakir, tim evakuasi yang dipimpin oleh Kombes Budi Wardiman masih melakukan pelacakan sambil melakukan evakuasi 20 WNI lainnya di Diyarbakir dan Malatya, menurut keterangan KBRI Ankara.

“Kami sudah tiba di Diyarbakir dan masih terus berkomunikasi dengan otoritas setempat serta simpul masyarakat Indonesia untuk mengidentifikasi dua WNI di Dyarbakir yang hingga saat ini masih belum bisa dihubungi,” ujar Kombes Budi Wardiman, ketua tim evakuasi KBRI Ankara ke Diyarbakir.

Menanggapi pemberitaan Harian Fajar tentang adanya WNI meninggal dunia di Gaziantep, KBRI juga telah melakukan penelusuran dengan mengirim tim evakuasi ke Gaziantep.

“Pemberi keterangan yang mengaku WNI di Gaziantep atas nama Vivi Haryono tidak ada di dalam data WNI KBRI Ankara dan tidak dikenal oleh masyarakat Indonesia di Gaziantep,” menurut pernyataan KBRI.

Sementara itu, reporter/redaktur Harian Fajar yang memberitakan hal tersebut tidak menjawab permintaan konfirmasi yang dikirimkan KBRI Ankara. Oleh karena itu berita ini berstatus “tidak terverifikasi”, imbuh pernyataan itu.

“KBRI sudah menghubungi wartawan Harian Fajar yang menulis berita mengenai adanya warga Sulawesi Selatan korban gempa yang meninggal di Gaziantep, namun permintaan konfirmasi kami tak dijawab”, ujar Fitriyani, sekretaris pertama penerangan KBRI Ankara, yang mencoba memverifikasi pemberitaan tersebut.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın