Türkİye

Turki kecam penempatan militer asing di Yunani

Turki merekam penempatan kendaraan lapis baja Yunani di pulau Midilli (Lesvos) dan Sisam (Samos), yang melanggar hukum internasional

Diyar Guldogan  | 27.09.2022 - Update : 30.09.2022
Turki kecam penempatan militer asing di Yunani Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara setelah pertemuan Kabinet di Ankara, pada 26 September 2022. (Emin Sansar - Anadolu Agency)

ANKARA

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin mengecam Yunani atas "tindakan provokasi" terbarunya, dan mengatakan bahwa Ankara tidak akan berhenti untuk mempertahankan hak dan kepentingannya.

“Penempatan militer nampak seperti pendudukan negara-negara asing di seluruh Yunani, seharusnya mengganggu masyarakat Yunani, bukan kami,” kata Erdogan setelah pertemuan Kabinet di ibu kota Ankara.

Pernyataan Erdogan muncul setelah drone tentara Turki merekam penempatan kendaraan lapis baja Yunani di pulau Midilli (Lesvos) dan Sisam (Samos), yang melanggar hukum internasional.

Turki pada Senin memanggil duta besar Yunani dan menyerukan Athena agar mengakhiri pelanggaran di pulau-pulau Aegean dan memulihkan status non-militer pulau tersebut, menurut Kementerian Luar Negeri Turki.

Dalam sebuah catatan protes untuk AS, Turki mendesak penghormatan terhadap status pulau-pulau Aegean Timur dan menekankan langkah-langkah harus diambil untuk mencegah penggunaan senjata di sana.

Erdogan mengatakan Turki mengamati kebijakan Yunani yang "dipenuhi dengan provokasi."

"Kami sangat menyadari niat sebenarnya dari mereka yang memprovokasi dan melepaskan politisi Yunani terhadap kami untuk menghalangi program kami membangun Turki yang hebat dan kuat.

"Namun, ini adalah permainan berbahaya bagi para politisi Yunani, negara Yunani, rakyat Yunani, dan mereka yang menggunakan mereka sebagai boneka," tegas dia.

Yunani akan dimintai pertanggungjawaban oleh orang-orang yang didorong untuk mati (para pengungsi) di Laut Aegea dan Mediterania, kata Erdogan.

Presiden menambahkan Turki tidak akan berhenti untuk membela hak dan kepentingan negara terhadap Yunani, dan "menggunakan semua cara yang kita miliki," serta menegaskan kembali bahwa Yunani tidak se-level dengan Turki.

“Baik pembangunan militer maupun dukungan politik dan ekonomi itu tidak cukup untuk mengangkat Yunani ke level kami, tetapi langkah-langkah yang salah ini cukup untuk menyeret Yunani ke dalam rawa dalam segala hal,” kata Erdogan.

-'Keberhasilan diplomatik'

Terkait perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung, Erdogan mengatakan Turki berhubungan erat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

“Kami telah mencapai banyak keberhasilan diplomatik, dari pengiriman gandum hingga pertukaran tahanan, dengan mempertahankan dialog kami dengan kedua belah pihak,” kata Erdogan.

Turki, PBB, Rusia, dan Ukraina menandatangani perjanjian di Istanbul pada 22 Juli untuk melanjutkan ekspor gandum dari tiga pelabuhan Ukraina di Laut Hitam, yang dihentikan sementara setelah perang Rusia-Ukraina dimulai pada Februari.

Erdogan mengatakan lebih dari 5 juta ton biji-bijian dari Ukraina telah diekspor sejak kapal pertama berlayar di bawah kesepakatan Istanbul pada 1 Agustus.

Presiden menekankan bahwa dia memperhatikan peran mediasi Turki dalam krisis migrasi dan pengiriman biji-bijian di sela-sela Sidang Umum PBB di New York dan dia mendapat apresiasi dari para pemimpin dunia.

Erdogan menegaskan kembali keinginannya untuk membawa Putin dan Zelenskyy bersama di meja perundingan untuk mengakhiri perang.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın