Türkİye

Presiden Turki kecam pernyataan Biden soal Peristiwa 1915

'Jika Anda menyebutnya genosida, Anda harus bercermin dan mengevaluasi diri Anda sendiri terlebih dahulu,' kata Erdogan

Merve Gül Aydoğan Ağlarcı, Seda Sevencan, Merve Berker  | 27.04.2021 - Update : 28.04.2021
Presiden Turki kecam pernyataan Biden soal Peristiwa 1915 Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (Foto file - Anadolu Agency)

Ankara

ANKARA/ISTANBUL

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin mengecam pernyataan "tidak berdasar" oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tentang peristiwa tahun 1915.

Presiden Turki menekankan pernyataan itu "bertentangan dengan fakta".

Berbicara pada konferensi pers setelah pertemuan Kabinet tiga jam di ibu kota Ankara, Erdogan mengatakan Presiden AS Biden mengeluarkan pernyataan yang tak berdasar, tak adil, dan bertentangan dengan fakta tentang peristiwa menyedihkan pada lebih dari seabad yang lalu.

"Kami percaya bahwa tidak manusiawi untuk mengeksploitasi penderitaan dari peristiwa sejarah," tambah Erdogan.

Dia menekankan bahwa penyelidikan peristiwa sejarah dan pengungkapan kebenaran harus diserahkan kepada para ahli dan sejarawan, bukan kepada politisi.

Mengenai usulan komisi sejarah bersama untuk tudingan genosida Armenia, Erdogan mengatakan Turki belum menerima tanggapan atas tawaran dari Turki.

"Ada kuburan massal orang-orang Turki yang dibantai oleh orang-orang Armenia di banyak tempat, tetapi tidak ada tempat di mana Anda dapat menemukan kuburan massal milik orang-orang Armenia," kata presiden Turki itu.

Erdogan menyatakan bahwa tidak ada bukti konkret mengenai tuduhan Armenia, atau keputusan pengadilan internasional.

"Jika Anda menyebutnya genosida, Anda harus melihat ke cermin dan mengevaluasi diri Anda sendiri," kata pemimpin itu.

Pada Sabtu, Biden menyebut peristiwa selama tahun 1915 sebagai "genosida", yang melanggar tradisi lama presiden Amerika yang tidak menggunakan istilah tersebut.

Sikap Turki terhadap peristiwa 1915

Posisi Turki pada peristiwa 1915 yaitu mengungkapkan fakta bahwa kematian orang-orang Armenia di Anatolia timur terjadi ketika beberapa pihak berpihak pada invasi Rusia dan memberontak melawan pasukan Ottoman. Relokasi orang Armenia berikutnya mengakibatkan banyak korban.

Turki keberatan dengan pengungkapan peristiwa ini sebagai "genosida," menggambarkannya sebagai tragedi di mana kedua belah pihak saling menderita korban.

Ankara telah berulang kali mengusulkan pembentukan komisi bersama sejarawan dari Turki dan Armenia serta pakar internasional untuk menangani masalah tersebut.

Pada 2014, Recep Tayyip Erdogan - perdana menteri dan sekarang presiden Turki - menyampaikan belasungkawa kepada keturunan Armenia yang tewas dalam peristiwa 1915.


Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.