Presiden Erdogan: Turki sekarang diakui secara internasional dengan nama 'Türkiye'
Semua lembaga negara Turki sekarang menggunakan kata 'Türkiye' dalam korespondensi mereka, kata Presiden Erdogan

ANKARA
Di ranah Perserikatan Bangsa-Bangsa, nama negara Turki yang diakui secara internasional telah diubah dari Turkey menjadi Türkiye, kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin.
Setelah memimpin rapat kabinet di ibu kota Ankara, Presiden Erdogan mengatakan bedasarkan pemberitahuan resmi, mulai sekarang semua lembaga negara Turki akan menggunakan nama Türkiye dalam korespondensi mereka.
Dia menggarisbawahi bahwa Türkiye adalah negara merdeka yang dapat menentukan dan menerapkan prioritas politik dan keamanannya sendiri.
"Turkiye adalah negara yang mampu mengembangkan kebijakan sosialnya sendiri dan mempraktikkannya sebagai negara yang kuat," kata Erdogan.
Pergeseran nama ke "Türkiye" di PBB sejalan dengan permintaan Ankara, PBB mengumumkan pada 1 Juni.
Berbicara kepada Anadolu Agency, juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan Sekretaris Jenderal Antonio Guterres mendapat surat dari Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu yang meminta penggunaan "Türkiye" daripada "Turkey."
Langkah ini dimaksudkan untuk memperkuat nama merek Türkiye di panggung internasional dan juga lebih akurat mencerminkan warisannya, menurut para pejabat.
Proyek lingkungan dan iklim
Mengenai krisis iklim yang sedang berlangsung, Erdogan mengatakan Türkiye sedang menerapkan "proyek pembangunan hijau" dengan serius, yang mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan sejalan dengan prioritas lingkungan.
"Tujuan kami untuk tahun 2053 merupakan, pada intinya, kegiatan kami untuk memerangi perubahan iklim," tutur dia, sambil menambahkan Türkiye telah berinvestasi lebih banyak dalam energi terbarukan.
Erdogan lebih lanjut mengatakan berbagai tindakan telah diambil untuk mendukung teknologi bersih yang akan mengurangi emisi industri. Türkiye juga memprioritaskan transportasi bersih dengan investasi di jalur kereta api dan jalur laut.
Presiden juga mengatakan Türkiye, dengan Proyek Zero Waste yang dipelopori oleh ibu negara Emine Erdogan, menargetkan tingkat daur ulang 60 persen.
Memperluas kawasan hutan adalah prioritas lain untuk Türkiye, kata Erdogan, menambahkan, "Dengan demikian kami akan memastikan stabilitas karbon.”
"Dari universitas ke pusat penelitian kami, kami telah memobilisasi semua cara kami untuk gerakan mobilisasi hijau sejalan dengan pengembangan sains dan teknologi," pungkas dia.