Menlu Turki sebut abad 21 sebagai abad benua Asia
Turki meluncurkan inisiatif Asia Anew pada 2019 untuk meningkatkan hubungannya dengan negara-negara Asia, kata Menlu Turki Cavusoglu

Ankara
Burak Bir
ANKARA
Abad ke-21 akan menjadi "abad bagi [benua] Asia," kata menteri luar negeri Turki pada Senin, sambil menggarisbawahi kepentingan dan potensi strategis benua itu.
"Abad ke-19 dan ke-20 adalah abad-abad bagi Eropa dan Amerika. Saat ini, semua data menunjukkan bahwa abad ke-21 akan menjadi abad bagi [benua] Asia," kata Menlu Turki Mevlut Cavusoglu pada workshop virtual yang diselenggarakan oleh Dewan Hubungan Ekonomi Luar Negeri Turki (DEIK) tentang perspektif baru untuk meningkatkan volume perdagangan antara Turki dan negara-negara Asia.
Banyak negara bertindak dengan kesadaran akan fakta ini, kata Cavusoglu, mengacu pada berbagai kesepakatan yang ditandatangani baru-baru ini antara negara-negara Eropa, seperti Inggris, dan mitra Asia mereka.
Memperhatikan bahwa Turki meluncurkan inisiatif Asia Anew pada 2019 untuk meningkatkan hubungan dengan negara-negara Asia, dia menekankan bahwa inisiatif tersebut sangat penting dalam meningkatkan hubungan ekonomi.
"Kami mendukung 33 negara Asia selama periode pandemi dan kami membawa pasokan medis untuk vaksinasi dari negara-negara seperti China dan Jepang," kata dia, mengacu pada hubungan berkelanjutan antara Turki dan Asia selama pandemi virus korona.
Hubungan Turki dan Asia
Memperhatikan bahwa Turki memiliki utusan di 11 anggota Perhimpunan Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN), Menlu Turki mendesak Laos dan Myanmar untuk membuka kedutaan besar di ibu kota Ankara karena hanya mereka yang tidak membuka kedubes di Turki.
Menyinggung potensi negara-negara ASEAN bagi Turki, Cavusoglu mengatakan terdapat peluang terutama di bidang industri pertahanan, serta di bidang konstruksi dan kesehatan di Indonesia.
Cavusoglu juga mencatat potensi India, negara terpadat kedua di dunia, dan mengatakan negara tersebut "telah menjadi pusat produksi di Asia Selatan dengan pertumbuhan ekonominya yang pesat dan kekuatan populasi yang padat."
“India, salah satu ekonomi terbesar di dunia, memiliki potensi besar dalam industri pertahanan dan energi terbarukan. Masih ada proyek penting yang dilakukan oleh perusahaan Turki, seperti kereta bawah tanah, terowongan, dan bendungan,” tambah dia.
Mengenai Pakistan, negara lain di kawasan yang menurutnya menawarkan peluang penting, Cavusoglu menggarisbawahi hubungan politik Turki yang erat dengan negara itu, terutama di industri pertahanan, dan lebih dari 100 perusahaan besar Turki beroperasi di negara itu.