Türkİye

Kesuksesan besar Turki: Produksi ventilator dalam 2 minggu di tengah pandemi

Turki meluncurkan produksi massal ventilator mekanik, akan memproduksi 5.000 perangkat hingga akhir Mei

Rhany Chairunissa Rufinaldo  | 27.04.2020 - Update : 28.04.2020
Kesuksesan besar Turki: Produksi ventilator dalam 2 minggu di tengah pandemi Ventilator buatan Turki. (Foto file - Anadolu Agency)

Istanbul

Gokhan Ergocun

ISTANBUL

Turki, hanya dalam dua minggu, berhasil memulai produksi massal ventilator mekanik yang sangat penting dalam merawat pasien Covid-19, sementara seluruh dunia sedang mencari perangkat ini.

Semua negara menghadapi kekurangan peralatan medis, termasuk peralatan pelindung diri, respirator dan masker.

Dengan gejala nafas yang pendek, pandemi virus korona meningkatkan kebutuhan akan ventilator medis, yang menghasilkan dorongan baru bagi perusahaan pertahanan, teknologi dan otomotif di seluruh dunia untuk meneliti dan memproduksi perangkat tersebut.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahkan menggunakan Undang-Undang Produksi Pertahanan AS untuk mendorong General Motors memproduksi ventilator mekanik.

Di Turki, tiga perusahaan - produsen kendaraan udara tak berawak Baykar, raksasa pertahanan Aselsan dan perusahaan peralatan Arcelik - memutuskan untuk mendukung ventilator mekanik perusahaan teknologi BIOSYS , bernama Biyovent, dengan memulai produksi massal.

Biyovent dikembangkan setelah proses penelitian dan pengembangan selama lima tahun pada 2012-2017 dan perusahaan itu memproduksi dan menjual 32 perangkat.

Perusahaan memulai proses produksi massal dan mengirimkan 100 perangkat pertama ke Rumah Sakit Kota Basaksehir, yang dibuka pekan lalu di kota metropolitan Turki, Istanbul.

"Setelah krisis Covid-19, kami mulai bekerja untuk mencoba membuat bagian-bagian penting dari perangkat secara lokal," kata Cemal Erdogan, kepala BIOSYS.

Perusahaan medis, di masa lalu, membeli beberapa bagian, seperti katup dan cip, dari perangkat ini dari negara lain untuk diproduksi.

Karena pandemi, beberapa negara menghentikan atau membatasi ekspor barang-barang medis dan peralatan untuk mengamankan konsumsi internal, yang menyebabkan masalah bagi pembuatan ventilator.

Erdogan mengatakan perangkat itu mencakup lebih dari 2.000 komponen, dan hampir semua bagian, termasuk katup, diproduksi secara lokal.

"Memproduksi perangkat ini membutuhkan kapasitas tinggi, rekayasa multidisiplin dan tes kritis," ujar dia.

Proses mobilisasi

Selcuk Bayraktar, kepala petugas teknologi Baykar, mengatakan ekspor perangkat, bahkan suku cadang atau peralatan tes, dilarang secara global.

"Langkah perlindungan untuk kebutuhan domestik telah merusak setiap negara, tetapi Turki menghadapi situasi yang berlawanan," tutur dia.

Dana Moneter Internasional dan Organisasi Perdagangan Dunia juga mendesak pemerintah untuk bertindak hati-hati terhadap pembatasan ekspor pada ventilator mekanik.

"Bukan hanya empat pemegang saham utama - Baykar, Aselsan, Arcelik dan BIOSYS - tetapi insinyur dan perusahaan subkontraktor Turki juga mendukung proyek di bawah kepemimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan," kata Bayraktar.

"Ketika kami tidak dapat memasok banyak sistem dari luar negeri, kami harus mengembangkannya di dalam negeri. Dukungan subkontraktor kami sangat penting," lanjut dia.

Bayraktar menekankan bahwa Albert Saydam, CEO perusahaan karet Tekno Kaucuk, menggunakan segala cara yang tersedia untuk mendukung produksi perangkat, bahkan ketika dia dinyatakan positif terpapar virus.

"Tekno Kaucuk membuka pabriknya selama akhir pekan untuk memproduksi salah satu bagian perangkat," tambah dia.

Sebanyak 5.000 perangkat akan diproduksi hingga akhir Mei

"Saya pikir rahasia kesuksesan ini adalah indera kasih sayang, kedermawanan dan keadilan, yang merupakan nilai-nilai peradaban kita. Terutama selama pandemi seperti itu, peluang menjadi napas bagi umat manusia telah mengelilingi kita," ungkap Bayraktar.

Bayraktar menambahkan bahwa Arcelik akan memproduksi 5.000 perangkat pada akhir Mei dan Aselsan juga membangun jalur produksi.

"Kami terus bekerja dengan BIOSYS dan Aselsan untuk pengembangan semua sistem di sisi teknologi," tutur dia.

Mengacu pada kampanye perangkat, dia mengatakan bahwa Baykar menyumbangkan 250 perangkat ke Kementerian Kesehatan Turki untuk digunakan di rumah sakit atau dikirim ke negara-negara sahabat.

Aselsan, produsenr rudal Roketsan, Arcelik, perusahaan pertahanan Havelsan, raksasa e-commerce Amazon cabang Turki, Industri Dirgantara Turki dan perusahaan teknologi pertanian Tarnet juga bergabung dalam kampanye itu.

"Kementerian Kesehatan kami juga memesan 5.000 unit. Kami sekarang memiliki lebih dari 1.000 perangkat untuk disumbangkan melalui kampanye kami," ujar dia.

Sangat sedikit negara yang bisa memproduksi

Dr. Mustafa Yilmaz, sekretaris jenderal Aliansi Dokter Internasional, mengatakan ventilator mekanik digunakan dalam layanan perawatan intensif dan operasi untuk pasien yang memiliki penyakit pernapasan.

Dia mencatat bahwa menurut Organisasi Kesehatan Dunia, 80 persen pasien Covid-19 tidak memerlukan perawatan di rumah sakit.

"Sisanya 20 persen adalah pasien rawat inap. Seperempat dari pasien rawat inap kami, atau 5 persen dari total pasien, membutuhkan perawatan intensif berdasarkan perjalanan penyakit," kata Yilmaz, yang juga wakil kepala dokter di Rumah Sakit Penelitian Penelitian Gaziosmanpasa Istanbul.

Tidak ada aturan umum bahwa setiap pasien dalam perawatan intensif membutuhkan ventilator, ia menekankan, menambahkan bahwa ketika dibutuhkan, staf medis memberikan dukungan pernapasan dengan ventilator mekanik.

"Sementara Turki memiliki sekitar 18.000 ventilator mekanik dan 25.000 tempat perawatan intensif sebelum pandemi, Inggris hanya memiliki 8.175 perangkat," ungkap.

Dia juga mengatakan bahwa dengan produksi perangkat baru, Turki berhasil membuat pekerjaan yang hebat dengan mengalokasikan alat respirator untuk hampir setiap tempat perawatan intensif.

"Dengan tidak adanya perangkat kritis ini, yang dapat diproduksi oleh sangat sedikit negara di dunia, pasien meninggal begitu cepat. Jadi aktivitas manufaktur Turki sangat berharga," tambah Yilmaz.

Sejak pertama kali muncul di Wuhan, China, pada Desember lalu, virus korona telah menyebar ke setidaknya 185 negara dan wilayah.

Untuk membantu negara-negara lain, Turki juga meningkatkan produksi masker, sarung tangan dan peralatan perlindungan pribadi, dan menyumbangkannya ke sejumlah negara, termasuk Spanyol, Italia dan Inggris.

Di Turki, Covid-19 telah menginfeksi lebih dari 110.130 orang sejauh ini, dan menyebabkan 2.805 kematian.

Menurut data yang dikumpulkan oleh Johns Hopkins University Amerika Serikat, lebih dari 2,9 juta kasus telah dilaporkan di seluruh dunia sejak Desember lalu, dengan angka kematian melebihi 260.000 dan lebih dari 865.000 dinyatakan sembuh.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.