Türkİye

Kemenangan dalam pertempuran 1922 tonggak sejarah bagi bangsa Turki

Kemenangan Turki menjadi model dan motivasi bagi semua negara yang berperang melawan imperialisme, kata analis keamanan

Rhany Chairunissa Rufinaldo  | 30.08.2019 - Update : 30.08.2019
Kemenangan dalam pertempuran 1922 tonggak sejarah bagi bangsa Turki Ilustrasi: Potret kemenangan Turki melawan Yunani. (Foto file-Anadolu Agency)

Ankara

Sibel Morrow

ANKARA 

Kemenangan Turki dalam Pertempuran Dumlupinar pada 30 Agustus 1922 merupakan pesan yang jelas kepada dunia bahwa kehadiran Turki di Anatolia, yang dimulai dengan Pertempuran Manzikert pada 1071, akan berlanjut selamanya, kata seorang analis keamanan.

"Itu adalah perang bangsa Turki yang dicoba untuk dihapuskan dari geografi historisnya dan misi historisnya melawan imperialisme ingin diakhiri," kata Mehmet Seyfettin Erol, kepala Pusat Studi Strategi dan Keamanan Internasional, kepada Anadolu Agency.

"Dengan perang ini, bangsa Turki telah memperkuat kehadirannya di geografi Turki yang sebagian besar berbasis di Anatolia dan memberikan pesan kepada seluruh dunia bahwa: Kehadiran kami di Anatolia yang dimulai dengan Pertempuran Manzikert pada 1071 akan berlanjut selamanya," tambah dia.

Dominasi Turki di Anatolia dimulai dengan Pertempuran Manzikert pada 26 Agustus 1071, di mana bangsa Turki Seljuk yang dipimpin oleh Sultan Alparslan mengalahkan pasukan Bizantium.

Erol mengatakan kemenangan 30 Agustus adalah kastil terakhir dari geografi Islam Turki yang menjadi model dan motivasi bagi semua negara yang berperang melawan imperialisme.

Kemenangan itu adalah pesan dari orang-orang Turki bahwa Republik Turki dan Pakta Nasional (Misak-i Milli), yang mengacu pada serangkaian enam keputusan yang diambil oleh Parlemen Ottoman akhir dan kemudian digunakan sebagai perbatasan Turki, akan menjadi permanen.

"Jadi, kemenangan 30 Agustus adalah tonggak penting dalam melaksanakan target Pakta Nasional, yang juga menjamin kehadiran Republik Turki," ujar Erol.

Dia menempatkan 30 Agustus sebagai titik balik paling penting dalam memenuhi keputusan Pakta Nasional.

"Ketika kita melihat perkembangan baru-baru ini, terutama di Irak, Suriah dan perkembangan berbasis Timur Tengah, kita melihat bahwa perang yang sama masih berlangsung dan tekad Republik Turki untuk melaksanakan misi historisnya tentang Pakta Nasionalnya terus berlanjut," tambah Erol.

Kepemimpinan yang kuat

Erol mengatakan ada tiga hal yang sangat penting dalam mencapai kemenangan.

"Yang pertama adalah kepemimpinan dan tekad yang kuat [dari Mustafa Kemal] yang memiliki kepercayaan pada bangsanya sendiri," ungkap dia.

Yang kedua, menurut Erol, adalah penggunaan keterampilan diplomasi dan militer secara terkoordinasi dan penuh tekad.

Dia menambahkan bahwa 30 Agustus bukan hanya kemenangan militer tetapi kampanye skala penuh yang didorong oleh kepemimpinan yang kuat dan mobilisasi cerdas suatu bangsa.

"Nasionalisme, tetapi tidak dengan cara rasis melainkan dengan sentimen patriotik, memainkan peran penting tentu saja. Patriotisme plus kepercayaan agama," kata Erol.

Analis keamanan itu mengatakan bahwa Ottoman dianggap sebagai kastil terakhir Dunia Muslim Turki dan bahwa kekalahan Ottoman akan berarti kekalahan bagi Muslim yang tertindas melawan imperialisme.

"Itulah yang memicu sentimen patriotik rakyat Turki, yang sekali lagi telah mencapai misi vital di Anatolia yang diasumsikan sejak perang salib," ujar Erol.

Perang itu, tambah Erol, melawan semangat perang salib dan imperialisme Barat, dan saat berperang, rakyat Turki sadar akan misi mereka atas nama seluruh dunia Muslim Turki.

Turki diduduki oleh pasukan sekutu setelah kekalahan Kekaisaran Ottoman pada akhir Perang Dunia I (1914-1918).

Pendudukan asing mendorong Perang Kemerdekaan Turki pada 1919, di mana pasukan Turki yang dipimpin oleh Jenderal Mustafa Kemal akhirnya mengusir penjajah dari Anatolia.

Dari 26 Agustus hingga 30 Agustus 1922, pasukan Turki bertarung dalam Pertempuran Dumlupinar di Provinsi Kutahya, di mana pasukan Yunani kemudian berhasil dikalahkan.

Pada akhir 1922, semua pasukan asing meninggalkan wilayah yang satu tahun kemudian menjadi bagian dari kedaulatan Republik Turki.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.