WHO khawatirkan kapasitas perawatan kesehatan Filipina
Kasai mengatakan meski vaksin kini telah tersedia, masyarakat harus tetap memakai masker, sering mencuci tangan dan menjaga jarak
Jakarta Raya
JAKARTA
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu mengatakan Filipina hampir melewati "garis merah" dalam menghabiskan kapasitas perawatan kesehatannya untuk menangani pandemi Covid-19.
Hal ini terjadi setelah Filipina mencatat jumlah kasus baru dan kematian tertinggi di kawasan pasifik barat.
Pejabat WHO mengatakan lonjakan Covid-19 di Filipina terjadi karena banyak faktor.
Antara lain varian baru Covid-19 yang menyebabkan penyakit pernapasan parah, kurangnya kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan, dan peningkatan mobilitas warga.
“Kami prihatin karena lonjakan tersebut benar-benar berlanjut dan bergerak menuju apa yang disebut garis merah [ketika] jumlah kasus melebihi atau melampaui kapasitas perawatan kesehatan,” kata Direktur Regional WHO Takeshi Kasai dalam press briefing.
Minggu lalu, Filipina melaporkan rekor 11.028 infeksi Covid-19, yang merupakan jumlah kasus tertinggi di antara 37 negara di Pasifik Barat.
Kasai mengatakan meski vaksin kini telah tersedia, masyarakat harus tetap memakai masker, sering mencuci tangan dan menjaga jarak.
Dia juga menyampaikan mengatakan pemilik bisnis juga harus memikirkan cara untuk beroperasi dengan meminimalisir risiko penularan di tempat kerja.
"Langkah-langkah ini efektif bahkan [terhadap] varian yang kini menjadi kekhawatiran," kata Kasai.
Selain itu, WHO, kata dia, juga mendorong pemerintah Filipina untuk terus meningkatkan kapasitas perawatan kesehatannya, termasuk mendirikan fasilitas “perantara” untuk kasus yang parah.
Selasa lalu, Departemen Kesehatan Filipina membuka rumah sakit lapangan di Quezon Institute di Quezon City dengan 110 tempat tidur untuk kasus kritis.
Filipina sejauh ini mencatat kasus Covid-19 mencapai hampir 820.000 dengan total kematian lebih dari 14.000 kasus.