Regional

Singapura perpanjang usia pensiun menjadi 65 tahun

Pemerintah memberikan dana kepada warga lanjut usia sebesar USD6,1 miliar untuk perawatan kesehatan

Muhammad Nazarudin Latief  | 19.08.2019 - Update : 20.08.2019
Singapura perpanjang usia pensiun menjadi 65 tahun Ilustrasi: Pemandangan gedung-gedung yang terletak di Marina Bay Financial Centre di Singapura pada 21 Juli 2019. (Adli Ghazali - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA

Singapura akan memperpanjang usia pensiun secara bertahap dari 62 tahun menjadi 65 tahun, ujar Perdana Menteri Lee Hsien Loong pada Minggu, dalam pidato tahunan National Day Rally, Minggu.

Negara ini juga meningkatkan iuran pensiun bagi pekerja sehingga pada 2030 setiap pekerja usia 60 atau di bawahnya akan mendapatkan tarif penuh, kata Lee seperti dimuat The Sun, Senin.

Pemerintah mengalokasikan dana kepada warga lanjut usia sebesar USD6,1 miliar untuk perawatan kesehatan bersubsidi bagi mereka yang berusia 60-an.

Pemerintah akan membantu para pelaku bisnis menyesuaikan dengan biaya yang lebih tinggi terkait dengan perubahan pensiun, karena pengusaha diharuskan mencocokkan kontribusi dana pensiun pekerja mereka.

Warga Singapura sekarang memiliki usia harapan hidup terpanjang di dunia hampir 85 tahun, ujar Lee. Dia menambahkan bahwa ada 1.300 centenarians (warga berusia lebih dari 100 tahun) di antara populasi yang kurang dari 6 juta.

Partai Demokrat Singapura, partai oposisi, mengatakan Lee gagal menunjukkan bahwa warga Singapura ingin bekerja lebih lama.

"Banyak warga Singapura berharap mendengar tawaran yang berani dan dinamis untuk menghadapi tantangan yang kita hadapi di dunia yang berubah dengan cepat dengan tantangan geopolitik yang besar," kata SDP dalam pernyataanya.

"Sayangnya, saya pikir kami kecewa."

Menteri Tenaga Kerja Josephine Teo mengatakan pada Maret usia pensiun yang lebih tinggi akan mendorong pekerja dan pengusaha untuk berinvestasi dalam peningkatan keterampilan dan mengadaptasi pekerjaan untuk pekerja yang lebih tua.

Perdana Menteri Lee menekankan ancaman yang dihadapi Singapura dari fenomena perubahan iklim.

Perubahan iklim ini bisa menelan biaya lebih dari USD100 miliar untuk persiapan menghadapi kenaikan permukaan laut, suhu yang lebih panas, dan curah hujan yang lebih deras, kata Lee seraya menambahkan bahwa upaya itu sama pentingnya dengan pertahanan militer untuk kelangsungan hidup negara itu.

"Segala sesuatu yang lain harus ditekuk di lutut untuk melindungi keberadaan negara pulau kita," kata Lee. "Dengan perubahan iklim, kita tahu pasti bahwa permukaan laut akan naik."

Pemerintah juga akan mempertimbangkan membangun polder untuk melindungi daerah dataran rendah yang ada - solusi yang digunakan di Belanda - dan mereklamasi lahan untuk pulau-pulau lepas pantai, kata Lee.

Bulan lalu pemerintah mengumumkan akan menginvestasikan USD400 juta selama dua tahun ke depan untuk meningkatkan sistem drainase. Itu akan menambah USD1,8 miliar yang telah dikeluarkan sejak 2011 untuk meningkatkan ketahanan banjir, kata Masagos Zulkifli, menteri lingkungan hidup dan sumber daya air Singapura.

Oposisi SDP mengatakan inisiatif perubahan iklim dari Lee, yang telah berkuasa sejak 2004, tidak cukup. SDP juga menyerukan nasionalisasi pendidikan dan mengurangi ketidaksetaraan dalam sistem sekolah.

"Tidak jelas bahwa PAP memiliki kemampuan untuk menghasilkan solusi praktis untuk tantangan yang akan kita hadapi di masa depan," tulis para pejabat SDP, merujuk pada Partai Aksi Rakyat yang telah memimpin Singapura sejak kemerdekaan pada tahun 1965.

Pemerintah juga akan menaikkan anggaran lebih dari USD1 miliar per tahun untuk pendidikan anak usia dini, meningkatkan subsidi untuk orang tua berpenghasilan menengah dan meningkatkan bantuan keuangan untuk mahasiswa.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın