Regional

Polisi Filipina siaga tinggi serangan balasan kelompok terkait Daesh

Status ini dikeluarkan usai salah satu pemimpin BIFF dan dua orang anggotanya tewas dalam bentrokan baru-baru ini di Midsayap, Cotabato Utara

Pizaro Gozali İdrus  | 24.04.2019 - Update : 24.04.2019
Polisi Filipina siaga tinggi serangan balasan kelompok terkait Daesh Tentara Filipina berjalan dalam operasi memburu kelompok Maute di Marawi, Lanao del Sur di Filipina Selatan pada 25 Oktober 2017. ( Jeoffrey Maitem - Anadolu Agency )

Jakarta Raya

Pizaro Gozali

JAKARTA

Kepolisian Filipina mengeluarkan status siaga tinggi atas kemungkinan serangan balasan Bangsamoro Islamic Freedom Fighters (BIFF) yang terkait dengan kelompok teroris Daesh, lansir Philippine News Agency pada Rabu.

Status ini dikeluarkan usai salah satu pemimpin BIFF dan dua orang anggotanya tewas dalam bentrokan baru-baru ini di Midsayap, Cotabato Utara.

Kepala Polisi Cotabato Utara Bernard Tayong mengaku telah mendapatkan instruksi untuk mempertahankan status siaga tinggi dan mengamankan gereja usai upaya pemboman berhasil digagalkan di sebuah kapel katolik di Lambayong, Sultan Kudarat.

Dua bahan peledak ditemukan warga sipil di depan dan di samping sebuah kapel Katolik di Pimbalayan, Lambayong, Sultan Kudarat pada Senin.

"Kami telah mengambil pelajaran di masa lalu, setiap kali ada operasi besar, pemberontak menggunakan serangan pengalihan seperti pemboman dan serangan lainnya terhadap warga sipil atau sasaran empuk seperti kantor polisi," kata Tayong.

Pada 20 April, pasukan pemerintah melumpuhkan juru bicara faksi BIFF-Karialan Mando Mamamlompong alias Abu Amer dan dua milisi lainnya di pertemuan di Olandang.

Saat ini, pos-pos pemeriksaan polisi tambahan telah didirikan, terutama di perbatasan Cotabato Utara dan Maguindanao, di mana milisi BIFF sering terlihat.

Wilayah Filipina Selatan masih menjadi medan pertempuran antara pasukan pemerintah dengan berbagai kelompok perlawanan Muslim yang terafiliasi dengan Daesh seperti kelompok Abu Sayyaf.

Namun perdamaian antara Front Pembebasan Islam Moro dan pemerintah Filipina berhasil dicapai dengan pengesahan Undang-Undang Organik Bangsmoro (BOL) pada 25 Januari 2019 usai masyarakat Filipina selatan menggelar plebisit atau referendum.

Berdasarkan hasil penghitungan, sebanyak 1.540.017 orang memilih ‘ya’ untuk meratifikasi BOL. Sedangkan, 198.750 memilih ‘tidak’.

Artinya, sebanyak 88,5 persen pemegang hak suara menyetujui penerapan wilayah otonomi yang komprehensif kepada Muslim Moro dan mengakhiri konflik selama beberapa dekade dengan pemerintah Filipina.

BARMM terdiri dari provinsi Maguindanao, Lanao del Sur, Basilan, Sulu dan Tawi-Tawi, kota Marawi, Lamitan, dan Cotabato, serta 63 desa di provinsi Cotabato Utara.

Dalam pemerintahannya, BARMM akan memiliki sistem peradilan sendiri, otonomi dalam fiskal, dan cakupan wilayah yang lebih luas.



Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın