Regional

Pertumbuhan ekonomi Filipina segera pulih

Pertumbuhan PDB melambat tajam menjadi 5,6 persen year on year karena keterlambatan pengeluaran publik dan hambatan ekspor

Muhammad Nazarudin Latief  | 22.05.2019 - Update : 22.05.2019
Pertumbuhan ekonomi Filipina segera pulih Ilustrasi: Aktivitas di pelabuhan ekspor impor. (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Muhammad Latief

JAKARTA

Oxford Economics Inggris mengharapkan pertumbuhan ekonomi Filipina pulih kembali setelah pemerintah akhirnya memberikan anggaran P3,7 triliun untuk 2019 setelah berbulan-bulan tertunda.

"Pertumbuhan PDB (produk domestik bruto) melambat tajam menjadi 5,6 persen year on year pada kuartal pertama tahun ini di tengah keterlambatan pengeluaran publik dan hambatan ekspor," ujar Direktur Oxford Economics untuk riset ekonomi makro global Ben May dan ekonom John Payne dalam laporan "Tema makro global dan bagan pandangan aset" untuk bulan Mei seperti dilansir Inquirer.

Badan perencanaan negara Otoritas Ekonomi dan Pembangunan Nasional (Neda) memperkirakan bahwa jika bukan karena kebuntuan anggaran, PDB kuartal pertama akan tumbuh sebesar 6,6 persen.

Sedangkan Departemen Keuangan memperkirakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dalam enam tahun sebesar 7,2 persen selama periode Januari hingga Maret, jika alokasi dana tahun ini dilaksanakan tepat waktu.

Presiden Duterte baru bisa menandatangani anggaran belanja nasional 2019 pada 15 April lalu karena perdebatan di lembaga legislatif tentang “pork fund”. Dia juga memveto anggaran sebesar P95,3 miliar dalam proyek-proyek yang tidak termasuk dalam prioritas pemerintahannya.

Pada 2 Mei, Pejabat Departemen Anggaran dan Manajemen yang bertanggung jawab Janet B. Abuel mengeluarkan Surat Edaran Anggaran Nasional No. 577, yang berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan Undang-undang Alokasi Umum (GAA) 2019 berdasarkan Undang-Undang Republik (RA) No. 11260.

Oxford Economics menambahkan bahwa pihaknya memperkirakan kebijakan moneter "menjadi lebih akomodatif karena BSP (Bangko Sentral Pilipinas) terlihat memangkas suku bunga sebesar 50 bps (basis poin) pada 2019."

BSP dua minggu lalu memangkas suku bunga kebijakan sebesar 25 bps menjadi 4,5 persen karena melambatnya inflasi serta pertumbuhan ekonomi yang melambat.

Inflasi utama turun ke level terendah selama 16 bulan sebesar 3 persen pada April, rata-rata 3,6 persen selama empat bulan pertama — sudah dalam kisaran target pemerintah 3 hingga 4 persen.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.