Pemerintah Thailand bebaskan pelajar demo anti-Prayut
Pelajar berbagai sekolah melakukan salam tiga jari saat upacara pagi untuk melawan Perdana Menteri Prayut Chan-ocha

Jakarta Raya
JAKARTA
Otoritas Thailand membebaskan para pelajar melakukan demonstrasi anti pemerintah di dalam sekolah untuk menjamin kebebasan berpendapat.
\
Keputusan ini diambil Menteri Pendidikan Nataphol Teepsuwan menyusul aksi pelajar berbagai sekolah melakukan salam tiga jari saat upacara pagi untuk melawan Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha.
Nataphol mengatakan setiap anak memiliki kebebasan berekspresi dan Komisi Pendidikan Dasar Thailand (Obec) akan mengirim surat ke sekolah untuk memastikan hak pelajar.
Nataphol juga mengatakan pihak sekolah dan guru akan didorong menciptakan ruang bagi siswa menyuarakan pendapat tentang berbagai masalah.
“Dialog ini diharapkan dapat meredakan rasa frustasi dan marah mereka,” ucap Nataphol, kutip Bangkok Post.
Sejak Juli, gerakan anti pemerintah yang digerakkan para mahasiswa dan pemuda mendesak Prayut mundur.
Selain itu, para demonstran juga menuntut tiga hal yakni pembubaran parlemen, kebebasan berpendapat, dan mengamandemen konstitusi militer.
Menurut aktivis, konstitusi militer tersebut menjamin kemenangan partai Prayuth pada pemilihan umum 2019.
Tak lama setelah pernyataan Nataphol, Obec mengirim surat kepada direktur pendidikan di seluruh wilayah untuk membiarkan siswa terlibat dalam aksi selama masih menaati peraturan.
Namun, orang luar tidak akan diizinkan untuk terlibat dalam aksi.
Amnat Wichayanuwat, Sekretaris Jenderal Obec, menjamin hak pelajar selama tidak mengarah pada kekerasan.
Sementara itu, para siswa Selasa melanjutkan dengan penghormatan tiga jari yang menandakan perlawanan mereka terhadap pemerintah, sebelum bubar dan masuk ke kelas.
Di Sekolah Samsen Witthayalai di Bangkok, sekitar 50 siswa mengikuti protes, masing-masing memegang selembar kertas kosong di satu tangan dan membuat gerakan tiga jari.
Mereka meneriakkan slogan "Gulingkan Kediktatoran" sebelum merobek-robek kertas.
Seorang perwakilan siswa mengatakan pengurus sekolah tidak melarang kegiatan tersebut atau mengintimidasi siswa.
Sementara di kota Lampang, beberapa sekolah membatalkan upacara pagi meminta murid-muridnya menunggu di luar ruang kelas agar tidak terjadi demonstrasi.
Di salah satu sekolah di distrik Soem Ngam, siswa dilarang melakukan protes saat membawakan lagu kebangsaan.
Protes pelajar juga dipantau oleh Komando Operasi Keamanan Dalam Negeri (Isoc) dan polisi.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.