Regional

Menghayati konflik Patani lewat karya seniman Thailand

Setiap hari para turis mancanegara dan lokal mengunjungi Patani Artspace

Pizaro Gozali İdrus  | 30.09.2019 - Update : 02.10.2019
Menghayati konflik Patani lewat karya seniman Thailand Seorang warga Thailand mengunjungi galeri seni Patani Artspace di Provinsi Pattani, Thailand pada 25 September 2019. (Pizaro Gozali Idrus- Anadolu Agency)

Jakarta Raya

PATTANI

Berbicara soal Thailand selatan, bayangan orang selalu tertuju kepada konflik dan kekerasan.

Deretan personel polisi dan militer memang mewarnai wilayah konflik itu sejak pemberlakuan Undang-Undang Darurat Militer sejak 2004.

Kondisi ini membuat suasana Patani -sebutan bagi wilayah etnis Melayu Thailand- mencekam.

Namun, sejumlah seniman muda Thailand kini bermunculan untuk mempromosikan Patani dari sisi yang lain.

Salah satunya dengan pendirian galeri seni atau Patani Artspace di wilayah Provinsi Pattani, Thailand pada 2012.

Pendirinya adalah Jehabdullah Jehsorhoh, seniman sekaligus dosen visual art di Prince of Songkhla University.

Pria berusia 26 tahun ini mengaku pendirian galeri ini dipicu keinginannya memperkenalkan sisi positif wilayah Muslim itu ke dunia luar.

Menurut dia, selama ini Patani selalu mendapatkan kesan negatif akibat konflik.

Hal ini tak lepas dari pemberlakukan Undang-Undang Darurat Militer oleh otoritas Thailand sejak 2004.

“Saya ingin membangun kesan positif soal Patani melaui karya seni,” ujar peraih master Visual Art dari Silpakorn University kepada Anadolu Agency di galerinya.

Benda-benda yang biasa ditemui warga Patani, seperti tank, senjata, peralatan cek point, diracik Jehabdullah menjadi karya seni.

Dia juga mengangkat nasib warga sipil yang menghadapi kesulitan di bawah darurat militer.

Di galerinya, para pengunjung bisa menemukan karya seni yang terbuat dari paku dan pakaian tercabik-cabik.

Para pengunjung juga dapat mendengar audio visual yang menyimbolkan derita warga Patani. Semuanya tersuguhkan dengan indah di galeri bertingkat dua ini.

“Saya ingin menyuarakan perdamaian melalui karya-karya ini,” ucap dia.

Dikunjungi tentara

Setiap hari para turis mancanegara dan lokal mengunjungi Patani Artspace.

Para warga dan pelajar juga membanjiri galeri seni untuk belajar lebih jauh visual art.

Tentara Thailand, terang Jehabdullah, sempat khawatir saat dirinya membuka galeri seni ini.

Para tentara, kata Jehabdullah, keberatan dengan nama Patani yang identik dengan perjuangan Muslim selatan.

Namun dengan dialog yang intensif, militer Thailand akhirnya mulai terbuka.

“Kita hanya bicara human rights, bukan kemerdekaan,” kata Jehabdullah.

Dia juga mempersilahkan para tentara untuk datang melihat galeri seninya.

“Akhirnya banyak para tentara berkunjung,” terang Jehabdullah.

Kini para seniman lokal mulai berguru visual art kepada Jehabdullah, salah satunya adalah Kolakot Sangnoy.

Pria berumur 28 tahun ini mulai mengenal Jehabdullah saat kuliah di Prince of Songkhla University.

“Dia adalah dosen saya dan saya tertarik dengan karya seninya,” kata Sangnoy.

Berbeda dengan Jehabdullah, Sangnoy adalah seorang Budha.

Keluarga Sangnoy sempat mempertanyakan keputusannya untuk menggeluti karya seni soal konflik Patani.

Kepada keluarganya, Sangnoy mengaku membuka diri bergaul dengan siapa saja atas dasar kemanusiaan.

“Tidak ada perbedaan di antara kami,” kata dia.


Penghargaan

Berkat perjuangannya, Jehabdullah telah menerima banyak penghargaan antara lain Juara Pertama International Historical Memory Art Festival di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab pada 2014.

Selain itu, dia juga mendapat First Prize Prize Krung Thai Bank Award pada 2011.

Jehabdullah juga meraih Platinum Award Second UOB Painting of The Year Competition pada 2009. Dan sederet penghargaan lainnya.

Jehabdullah juga telah diundang ke sejumlah negara seperti Singapura, Malaysia, Amerika Serikat, dan Uni Emirat Arab.

Lewat sederet penghargaan yang diraih, Jehabdullah masih punya satu mimpi.

“Saya berhadap ada keadilan dan keamanan di Patani,” kata dia.


Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın