Regional

Malaysia catat kontraksi pertumbuhan ekonomi 5,6% pada 2020

Kontraksi itu disumbang oleh pertumbuhan ekonomi di kuartal keempat 2020 yang minus 3,4%

Hayati Nupus  | 11.02.2021 - Update : 16.02.2021
Malaysia catat kontraksi pertumbuhan ekonomi 5,6% pada 2020 Ilustrasi. (Foto file - Anadolu Agency)

Ankara

ANKARA

Pertumbuhan ekonomi Malaysia berkontraksi 5,6 persen selama 2020, di tengah pembatasan karena pandemi Covid-19, ujar bank sentral negara itu pada Kamis.

Kontraksi itu disumbang oleh pertumbuhan ekonomi di kuartal keempat 2020 yang minus 3,4 persen.

“Pembatasan mobilitas, terutama perjalanan antar kabupaten dan antar negara, membebani aktivitas ekonomi selama kuartal keempat,” ujar bank sentral.

Kecuali manufaktur, seluruh sektor ekonomi Malaysia terus mencatat pertumbuhan negatif.

Inflasi umum turun menjadi minus 1,5 persen di kuartal keempat, sebagian mencerminkan penurunan harga bahan bakar eceran yang lebih besar ketimbang periode yang sama tahun lalu.

Mata uang lokal terapresiasi 3,6 persen terhadap dolar AS selama kuartal keempat 2020, terutama didorong oleh arus masuk portofolio non-residen karena selera risiko investor terus membaik.

Di kuartal keempat pula, pembiayaan bersih ke sektor swasta meningkat sebesar 4,4 persen karena pemerintah terus mendukung segmen rumah tangga dan bisnis selama krisis pandemi.

Bank sentral memperkirakan pertumbuhan jangka pendek pada 2021 akan dipengaruhi oleh penerapan kembali langkah-langkah pembatasan yang lebih ketat. Namun, dampaknya akan tidak separah yang dialami pada 2020.

“Lintasan pertumbuhan diproyeksikan membaik mulai kuartal kedua dan seterusnya. Perbaikan akan didorong oleh pemulihan permintaan global, di mana Dana Moneter Internasional (IMF) telah merevisi perkiraan pertumbuhan global 2021 naik 0,3 poin menjadi 5,5 persen,” kata pernyataan itu lebih lanjut.

“Sejalan dengan penilaian sebelumnya, inflasi rata-rata berada di minus 1,2 persen pada 2020, terutama karena harga minyak global yang jauh lebih rendah. Untuk 2021, inflasi umum diproyeksikan rata-rata lebih tinggi, terutama karena harga minyak global lebih tinggi.”

Bulan lalu, Malaysia mengumumkan keadaan darurat untuk membendung penyebaran Covid-19, yang bisa berlangsung hingga 1 Agustus.

Pada 4 Februari, Malaysia mengumumkan vaksinasi Covid-19 akan dimulai pada akhir bulan ini.

Menurut data universitas Johns Hopkins AS, negara Asia Tenggara telah melaporkan lebih dari 251.604 kasus dengan 923 kematian, sementara 198.495 orang telah pulih.


* Ditulis oleh Islamuddin Sajid


Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.