Filipina selidiki tembakan rudal balistik China di wilayah sengketa
Juru bicara Pentagon Dave Eastburn mengatakan Washington mengetahui peluncuran rudal dari pulau buatan yang dibangun Cina di Laut Cina Selatan

Jakarta Raya
Pizaro Gozali
JAKARTA
Departemen Pertahanan Filipina akan menyelidiki penembakan yang diduga dilakukan oleh rudal balistik Cina dari pulau-pulau buatan di wilayah sengketa Laut Cina Selatan, lansir Philstar pada Kamis.
"Kami tidak memiliki informasi langsung soal peluncuran rudal ini kecuali laporan berita ini," ujar Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana.
"Kami akan melakukan penyelidikan sendiri dan akan memutuskan nanti apa yang harus dilakukan jika terbukti benar," kata Lorenzana.
Sebelumnya media memberitakan seorang pejabat Amerika Serikat mengatakan China menguji beberapa rudal balistik anti-kapal di Laut Cina Selatan pada akhir pekan lalu.
Laporan itu tidak menyebutkan secara spesifik jenis rudal dan dari pulau mana diluncurkan.
Juru bicara Pentagon Dave Eastburn mengatakan Washington mengetahui peluncuran rudal dari pulau buatan yang dibangun Cina di Laut Cina Selatan.
"Saya tidak akan berbicara atas nama semua negara berdaulat di wilayah ini, tetapi saya yakin mereka setuju bahwa perilaku (China) bertentangan dengan klaimnya yang ingin membawa perdamaian ke kawasan itu,” kata Eastburn.
China telah memulai proyek reklamasi di Laut Cina Selatan dan Laut Filipina Barat untuk memproyeksikan kekuatan militer di wilayah tersebut.
Benteng-benteng di kepulauan milik China dilengkapi dengan komunikasi canggih dan sistem pertahanan rudal.
Ahli mengatakan selain mengancam stabilitas di kawasan itu, proyek pulau China juga memberikan dampak negatif terhadap lingkungan.
Para ahli hukum dan maritim Filipina mengatakan negara itu menghadapi kerusakan yang tidak dapat diperbaiki terhadap sumber daya lautnya di tahun-tahun mendatang jika pemerintah Duterte tidak melakukan apa pun untuk menghentikan kegiatan destruktif China di Laut Filipina Barat.
Ahli maritim Filipina Jay Batongbacal mengatakan kegiatan China telah merugikan sumber daya alam negara di Asia Tenggara itu.
Dia mengutip situasi di Panatag (Scarborough) Shoal di mana setidaknya 550 hektar lahan telah dikeruk sejak 2016.
Dia menyesalkan pemerintah Duterte memilih untuk menutup mata terhadap kegiatan kapal China yang merusak daerah tersebut.
Dia mengatakan China telah menciptakan pulau buatan seluas sekitar 1.300 hektar di wilayah tersebut.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.