Filipina minta tahanan politik di Myanmar segera dibebaskan
Menurut keterangan tertulis pemerintah Filipina, pemimpin junta militer Myanmar bakal mempertimbangkan proposal ASEAN

Jakarta Raya
JAKARTA
Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin Jr. meminta agar seluruh tahanan politik di Myanmar segera dibebaskan.
Locsin juga meminta semua pihak di Myanmar menyelesaikan krisis pasca-kudeta militer secara damai.
“Sekretaris Locsin ingat bagaimana ASEAN bersatu mendukung Filipina saat Revolusi EDSA 1986 dan menyerukan kepada seluruh pihak di Myanmar untuk mengembalikan persatuan nasional,” ungkap Departemen Luar Negeri (DFA) Filipina dalam keterangannya, Senin.
Locsin diutus oleh Presiden Filipina Rodrigo Roa Duterte untuk mengikuti pertemuan pemimpin ASEAN yang membahas krisis Myanmar di Jakarta, Sabtu.
Para pemimpin ASEAN menyepakati konsensus 5 poin dalam pertemuan tersebut, yakni penghentian kekerasan di Myanmar, dialog konstruktif antara semua pihak yang berkepentingan, adanya utusan khusus ASEAN untuk memfasilitasi dialog.
ASEAN juga sepakat untuk menyediakan bantuan kemanusiaan ke Myanmar, serta kunjungan utusan khusus dan delegasi ke Myanmar dalam rangka menemui semua pihak yang berkepentingan.
Locsin mendukung kesepakatan untuk menunjuk antara Brunei Darussalam selaku ketua ASEAN pada 2021 atau sekretaris jenderal ASEAN, dalam upaya menginisiasi dialog di Myanmar.
“Dia menekankan bahwa peran Brunei selaku ketua menempatkannya pada posisi yang kuat untuk memimpin ASEAN dalam menawarkan bantuan kepada Myanmar,” tulis DFA.
Dalam keterangan yang sama, Filipina mengatakan, pemimpin junta militer Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing mengaku bakal mempertimbangkan proposal ASEAN dengan memperhitungkan situasi domestik.
“Ketua Dewan Administrasi Negara Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, mengatakan negaranya fokus pada pemulihan perdamaian dan stabilitas untuk memperbaiki situasi saat ini,” kata DFA.