Regional

3.000 sipil terjebak di tengah pertempuran Arakan Army, militer Myanmar

Mereka kekurangan makanan dan membutuhkan bantuan, ujar Kongres Etnis Rakhine

Hayati Nupus  | 13.08.2019 - Update : 13.08.2019
3.000 sipil terjebak di tengah pertempuran Arakan Army, militer Myanmar Ilustrasi: Pengungsi di Rakhine. (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Hayati Nupus

JAKARTA

Sekitar 3000 orang masih terjebak setelah lebih dari sepekan pertempuran antara militer Myanmar (tatmadaw) dan Arakan Army berlangsung di Kota Minbya, Negara Bagian Rakhine.

“Kami tak tahu bagaimana menyelamatkan mereka yang terjebak ini. Militer memblokir akses ke Desa Let Khote, jadi kami tak bisa mengirimkan makanan,” ujar Ko Zaw Zaw Tun dari Kongres Etnis Rakhine (REC), seperti dikutip Myanmar Times.

Pertempuran antara kedua kelompok itu terjadi sejak 4 Agustus lalu.

Sekitar 3.000 orang yang terjebak itu berasal dari 15 desa, yaitu Zedi Yan, Tet Nga, Kyaw Maw, Phon Thar, Pale Taung, Oh Pon Taung, Pyaing Chaung, Ngan Tet, Khwa Zon, Nat Maw, Maung Poke Ke, Nyaung Chone, Sone Kyauk, Seittaya dan Let Khote.

Jumat lalu, tim penyelamat—termasuk biksu dan anggota parlemen—berkunjung ke lokasi itu namun dicegat di Desa Let Khote, ujar U Hla Thein Aung, anggota parlemen Negara Bagian Minbya.

“Tatmadaw memberitahukan itu karena alasan keamanan, saya menjawab keamanan 3000 orang itu lebih penting daripada kehidupan kami, tapi mereka mengatakan hanya mengikuti perintah pimpinan,” tutur Aung.

Aktivitas pendidikan di tiga sekolah menengah di desa-desa tersebut masih beroperasi dan administrator Minbya memberitahukan soal kekurangan makanan, lanjut Aung.

Sementara itu jumlah pengungsi bertambah menjadi 6000 orang dalam 10 hari dan mereka membutuhkan bantuan,” ujar Aung.

“Kami tak bisa masuk ke desa untuk membantu warga yang terjebak dan kekurangan makanan. Kami butuh bantuan dari pemerintah,” kata dia.

Pertempuran itu terjadi di Desa Kalama Taung dan Bu Chaung di Minbya.

Pada 27 Juli militer memasuki desa dan esoknya bentrokan terjadi di dekat Kalama Taung.

Panglima Angkatan Pertahanan mengatakan bahwa mereka menggerebek kamp pelatihan Arakan Army di dekat Desa Chay Yar Taw, Kota Sittwe 2 Agustus lalu.

Namun bereka belum dapat bertemu dengan Brigadir Jenderal Zaw Min Tun dan juru bicara Arakan Army Khine Thukha.

REC mencatat 63 warga sipil tewas dan 200 lainnya terluka akibat bentrokan kedua kelompok sejak Desember 2018.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.