155 hari sejak kudeta militer, 892 orang tewas
Kelompok masyarakat sipil mencatat total 65 orang dijatuhi hukuman mati

Jakarta Raya
JAKARTA
Kelompok masyarakat sipil melaporkan 892 orang tewas selama 155 hari sejak militer melakukan kudeta di Myanmar.
Berdasarkan laporan Asosiasi Pendamping untuk Tahanan Politik (AAPP), Selasa dini hari, korban bertambah dua orang asal Kotapraja Monywa dan Kanbalu, Sagaing, yang tewas pada Minggu dan didokumentasikan Senin.
Hingga 5 Juli, AAPP mencatat 5.085 orang masih berada dalam tahanan dan 1.964 orang menghindari penangkapan.
Data AAPP menunjukkan sebanyak 240 orang dijatuhi hukuman dalam sidang secara langsung, di mana 26 orang, termasuk dua anak-anak, dijatuhi hukuman mati.
Sementara, 118 orang dijatuhi hukuman lewat sidang secara in absentia dan 39 orang di antaranya dihukum mati.
“Total 65 orang dijatuhi hukuman mati, secara langsung dan in absentia,” ungkap AAPP dalam keterangannya.
AAPP melaporkan pasukan junta masih terus melakukan penangkapan terhadap warga sipil.
Pada 4 Juli, pasukan junta menangkap pemimpin protes dari Federasi Serikat Mahasiswa Seluruh Burma (ABFSU), Myat Thu, dan tiga orang lainnya di rumah mereka di Mandalay.
Pasukan junta Myanmar juga menangkap Myo Min Soe alias Poe Hat, yang merupakan seorang administrator Desa Pein Ne Kwin, Kotapraja Kyangin, Ayeyarwady, pada 1 Juli.
Myanmar diguncang kudeta militer pada 1 Februari dengan menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi.
Militer berdalih pemilu yang mengantarkan Suu Kyi terpilih dengan suara terbanyak penuh kecurangan.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.