Türkİye, Politik

Turkiye: Kami tak akan restui negara yang lemahkan keamanannya masuk ke NATO

Tampaknya Swedia tidak akan mengambil langkah konkret soal kegiatan kelompok teroris PKK di negaranya, kata Ketua Parlemen Turkiye Mustafa Sentop

Burak Dag  | 02.02.2023 - Update : 16.02.2023
Turkiye: Kami tak akan restui negara yang lemahkan keamanannya masuk ke NATO Ketua Parlemen Turkiye Mustafa Sentop. (Foto file - Anadolu Agency)

ANKARA

Turkiye tidak akan menerima negara lain ke dalam NATO yang dapat melemahkan keamanan nasionalnya, kata Ketua Parlemen Turkiye Mustafa Sentop pada Kamis.

“Mengapa kami harus menerima masuknya negara lain yang akan melemahkan keamanan kami, ke dalam organisasi yang bertujuan untuk memperkuat keamanan kami?” kata Sentop di Meja Editorial Anadolu Agency di ibu kota Ankara.

Turkiye, ucap dia, berulang kali menekankan bahwa Swedia harus mengambil langkah konkret mengenai kelompok teroris PKK dan cabangnya, yang melakukan demonstrasi provokatif di Stockholm meski telah ditetapkan sebagai kelompok teror di Uni Eropa (UE).

Tapi sayangnya Swedia tidak akan melakukannya, tambah ketua Parlemen Turkiye.

Menyinggung pembakaran Al-Quran di Swedia, Sentop mengatakan, “Kami ingin semua kitab suci dihormati dengan cara yang sama. Ada upaya untuk membakar Taurat, dan kami katakan itu salah. Kami menolak sikap tidak hormat terhadap semua kitab suci.”

 “Sebagai seorang akademisi dan ilmuwan, saya dapat mengatakan bahwa membakar kitab suci itu sendiri adalah sikap yang salah, primitif, dan fanatik. Anda dapat menyuarakan kritik, tetapi membakar kitab suci adalah pendekatan primitif yang mengingatkan pada periode inkuisisi dan era Hitler,” ujar dia.

Swedia dan Finlandia secara resmi mendaftarkan diri untuk bergabung dengan NATO pada Mei lalu, sebuah keputusan yang dipicu oleh perang Rusia di Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari 2022.

Tetapi Turkiye – anggota NATO selama lebih dari 70 tahun – menyampaikan keberatan, menuduh kedua negara mentolerir dan bahkan mendukung kelompok teroris termasuk PKK dan Organisasi Teroris Fetullah (FETO), kelompok di balik upaya kudeta 15 Juli 2016 di Turkiye.

Pada Juni, Turkiye dan kedua negara Nordik menandatangani sebuah memorandum pada pertemuan NATO guna mengatasi masalah keamanan yang sah dari Ankara, membuka jalan bagi keanggotaan mereka dalam aliansi tersebut.

Dalam kesepakatan tersebut, Swedia dan Finlandia setuju untuk tidak memberikan dukungan kepada PKK, cabangnya, serta FETO, mencegah semua aktivitas kelompok teroris, mengekstradisi tersangka teror, memperkenalkan undang-undang baru untuk menghukum kejahatan teroris, dan mengakhiri semua embargo senjata di antara negara ketiga.

Namun para pejabat Turkiye menekankan negara-negara tersebut, khususnya Swedia, belum mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melawan terorisme.

Pembicaraan tentang tawaran keanggotaan Nordik terhenti setelah demonstrasi provokatif baru-baru ini dan pembakaran Al-Quran di Stockholm.

Ankara juga mengisyaratkan untuk mempertimbangkan pengajuan keanggotaan Finlandia di NATO secara terpisah dari Swedia.

Soal keputusannya untuk membatalkan kunjungan ketua parlemen Swedia Andreas Norlen ke Turkiye, Sentop mengatakan, “Ketika kita melihat perkembangan lebih lanjut, saya lebih memahami betapa bijaknya keputusan ini. Karena masalahnya bukan hanya insiden yang terisolasi, ini mengungkapkan mentalitas dan pemahaman.”

Presiden Turkiye dinominasikan penerima Nobel Perdamaian

Membahas soal Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan dinominasikan untuk mendapatkan Penghargaan Nobel Perdamaian oleh banyak negara, Sentop mengatakan peristiwa terpenting tahun lalu seperti perang Rusia-Ukraina yang masih berlangsung, dan Erdogan-lah yang mengambil langkah untuk mengakhiri konflik tersebut atau setidaknya untuk mencapai gencatan senjata kemanusiaan.

Pakistan, Indonesia, Hongaria, Jepang, Bangladesh, Aljazair, Oman, Mali, Gabon dan Niger telah menominasikan presiden Turkiye untuk meraih penghargaan tersebut.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın