Politik, Dunia

Negara-negara Muslim Asia serukan tindakan tegas terhadap Israel setelah serangan di Qatar

Para pemimpin dan utusan Iran, Maladewa, Pakistan, Malaysia, Indonesia dan Bangladesh menyampaikan pidato pada KTT Arab-Islam khusus di Doha

Berk Kutay Gokmen  | 17.09.2025 - Update : 17.09.2025
Negara-negara Muslim Asia serukan tindakan tegas terhadap Israel setelah serangan di Qatar

ISTANBUL

Negara-negara Muslim Asia menyerukan tindakan dengan tegas terhadap Israel atas serangan udara "ceroboh" terhadap ibu kota Qatar dan keanggotaan Tel Aviv di PBB ditangguhkan.

Para kepala pemerintahan negara Asia menyampaikan pidato pada pertemuan tingkat tinggi Liga Arab dan OKI di Doha yang diadakan setelah serangan minggu lalu.

Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengecam serangan Israel sebagai “terorisme terang-terangan yang melanggar semua norma internasional” yang bertujuan “merusak upaya untuk menghentikan genosida di Gaza.”

Dia menuduh Israel menyerang sejumlah negara Arab dan Islam dengan dalih membela diri dan mengkritik upaya Barat menutupi tindakan Israel.

Pezeshkian menekankan perlunya persatuan Arab dan Islam melawan Israel, dengan mengatakan bahwa “tidak ada negara Arab atau Islam yang aman dari serangan Israel.”

Presiden Maladewa Mohamed Muizzu mengutuk serangan Israel, dan menggambarkannya sebagai “pelanggaran kedaulatan Qatar” dan “serangan kurang ajar” terhadap martabat seluruh dunia Arab dan Islam.

Dia mencatat bahwa Qatar, mediator utama perdamaian di Gaza, layak mendapatkan pengakuan, bukan hukuman, dan memperingatkan bahwa dengan menyerang Doha, Israel berusaha untuk “merusak upaya perdamaian dan mengganggu stabilitas kawasan.”

Muizzu mendesak agar para pemimpin Israel bertanggung jawab atas kejahatan perang melalui tindakan politik, ekonomi, dan diplomatik yang terkoordinasi, dan selanjutnya menyerukan bantuan kemanusiaan segera ke Gaza dan Tepi Barat.

Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mendesak PBB untuk menangguhkan Israel, menyerukan pembentukan gugus tugas Arab-Islam untuk memerangi "rencana ekspansionis."

"Kampanye genosida Israel telah menghancurkan Gaza menjadi puing-puing dan reruntuhan. Dunia akan selalu menanggung luka pembantaian tak berujung ini yang terukir di jiwa manusia. Ketidakadilan telah mencapai tingkat yang tak tertahankan. Ini harus dihentikan! Dan hentikan sekarang juga," ujar dia.

Sharif menyerukan “pembentukan Gugus Tugas Arab-Islam untuk mengadopsi langkah-langkah efektif guna menangkal rencana ekspansionis Israel,” dan menegaskan kembali tuntutan Organisasi Kerja Sama Islam untuk menangguhkan keanggotaan Israel di PBB.

“Dewan Keamanan PBB harus segera menuntut Israel, berdasarkan Bab VII Piagam PBB, gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan permanen, pembebasan sandera, dan pertukaran tahanan Palestina,” tambah dia.

Dia menyerukan akses kemanusiaan yang “terjamin, berkelanjutan, dan aman” bagi seluruh warga sipil yang membutuhkan di Gaza, serta perlindungan bagi para pekerja bantuan, tenaga medis, dan jurnalis.

Mengakhiri hubungan dengan Israel

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyerukan diakhirinya hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Israel.

"Gaza terus hancur di hadapan mata kita. Rakyatnya telah mengalami perusakan dan kehancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya: keluarga-keluarga hancur, rumah sakit berubah menjadi reruntuhan, anak-anak terkubur di bawah reruntuhan," kata Anwar.

"Israel telah menyatakan bahwa tidak akan pernah ada negara Palestina. Mari kita perjelas: ini adalah deklarasi apartheid permanen," tambah dia, dan menyebut hal ini sebagai penolakan terhadap setiap resolusi PBB dan hak penentuan nasib sendiri.

Anwar juga menyerukan dukungan bagi Armada Sumud Global untuk Gaza, dan mengatakan: “Ini adalah misi belas kasih, dan kita harus melakukan segala upaya untuk memastikannya mencapai pantainya.”

"Kecaman tidak akan menghentikan rudal. Deklarasi tidak akan membebaskan Palestina. Tindakan hukuman yang berat harus dilakukan. Hubungan diplomatik harus dihentikan, begitu pula hubungan perdagangan," tambah dia.

Bangladesh menyebut serangan Israel yang tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan terhadap wilayah kedaulatan Qatar bukan sekadar serangan terhadap Qatar, tetapi juga penghinaan terhadap martabat seluruh Umat Muslim, kata pernyataan Kementerian Luar Negeri pada Senin.

Negara itu menggambarkan agresi ini sebagai bagian dari petualangan nekat Israel yang terus mengabaikan Piagam PBB, hukum humaniter internasional, dan resolusi PBB yang berulang, serta menyerukan tindakan diplomatik, politik, dan ekonomi yang terkoordinasi oleh semua negara anggota OKI untuk mencegah provokasi dan agresi Israel lebih lanjut.

Penasihat Urusan Luar Negeri Bangladesh Md. Touhid Hossain menghadiri KTT darurat Arab-Islam di Doha.

'Palestina adalah tentang kesucian hukum internasional'

Menteri Luar Negeri RI Sugiono mengatakan bahwa masalah Palestina “bukan hanya tentang Palestina, tetapi tentang kelangsungan hidup bangsa kita, martabat rakyat kita, dan kesucian hukum internasional.”

“Indonesia berpendapat bahwa KTT ini tidak hanya harus mengeluarkan kecaman kolektif terhadap Israel, tetapi juga mendesak Dewan Keamanan PBB untuk memenuhi mandatnya dengan mengambil langkah-langkah tegas dan mendesak untuk memastikan akuntabilitas dan mencegah terulangnya kembali,” ungkap menlu RI.

Kita tidak boleh melupakan akar permasalahannya, yaitu pendudukan ilegal Israel atas Palestina. Bagi Indonesia, jalan menuju perdamaian abadi tetap sama: terwujudnya Negara Palestina yang berdaulat dan merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya berdasarkan resolusi PBB yang relevan. Kita akan terus berdiri bahu-membahu dengan Qatar, dengan Palestina, dan dengan semua negara yang menjunjung tinggi hukum internasional dan kemanusiaan.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın