Wiranto klaim serangan teror pada pemerintahan Jokowi sangat kecil
Penanggulangan terorisme yang dilakukan pemerintah selama tiga tahun ke belakang diklaim dilakukan dengan baik

Jakarta
Erric Permana
JAKARTA
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto mengklaim rasio serangan terorisme di Indonesia selama tiga tahun pemerintahan Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla sangat kecil.
Bahkan, kata Wiranto, Indonesia mendapatkan apresiasi dari negara lain mengenai penanggulangan terorisme.
"Indonesia kan masyarakat Islam terbesar di dunia, sedangkan teorisme menggunakan kedok gerakan Islam. Rasionya harusnya Indonesia jadi basis dan sasaran terorisme, tapi kenyatannya dapat diminimalisir,” ujar Wiranto saat konferensi pers mengenai tiga tahun hasil pemerintahan Jokowi-JK di Jakarta, Kamis.
Berdasarkan catatannya, ada sekitar 69 kasus terorisme yang sudah dalam tahap penyidikan selama tiga tahun kepemimpinan Jokowi. Sementara, ada 48 tersangka teroris yang meninggal.
“Kapasitas kehancuran dan kerusakan serangan teroris jauh lebih kecil,” imbuh Wiranto.
Selain pendekatan melalui penindakan atau hard approach, menurut Wiranto, pemerintah juga melakukan pendekatan melalui soft approach untuk menanggulangi terorisme.
Kata Wiranto, Pemerintah Indonesia hingga kini telah melakukan deradikalisasi terhadap 733 orang dan 266 narapidana di dalam lapas.
“Dengan soft approach itu lebih manusiawi. Dengan cara cerdas untuk mem-brain wash mereka. Pikiran yang sudah teror itu di-brainwash, dididik kembali, dibina kembali,” kata dia.
Selain melakukan tindakan penanggulangan dari dalam lembaga terkait, pemerintah juga ternyata mendapat bantuan dari mantan teroris untuk menyelidiki atau mencegah aksi terorisme di Indonesia. Wiranto menyebut, berdasarkan catatannya, ada sekitar 50 mantan teroris yang ikut membantu.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.