Nasional

Umat Muslim Indonesia berunjuk rasa kecam Presiden Prancis Emmanuel Macron

Mereka menuntut agar Macron meminta maaf kepada umat Islam atas pernyataannya yang dianggap melukai hak berkeyakinan dan beragama

Nicky Aulia Widadio  | 30.10.2020 - Update : 01.11.2020
Umat Muslim Indonesia berunjuk rasa kecam Presiden Prancis Emmanuel Macron Umat Muslim berunjuk rasa mengecam Presiden Prancis Emmanuel Macron di Yogyakarta, Indonesia pada Jumat, 30 Oktober 2020. Mereka menuntut Macron meminta maaf atas pernyataannya yang dianggap menyudutkan Islam. (Forum Ukhuwah Islamiyyah Yogyakarta-Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA

Umat Muslim di sejumlah kota di Indonesia berunjuk rasa mengecam pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menyudutkan Islam.

Massa dari Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) berkumpul di titik 0 kilometer Kota Yogyakarta dalam unjuk rasa bertajuk “aksi bela Islam, bela kehormatan nabi” pada Jumat siang.

“Kami mengecam Presiden Perancis, Emmanuel Macron yang telah melakukan kampanye Islamofobia dan mendorong kebencian terhadap pemeluk agama,” kata Ketua Presidium FUI Syukri Fadholi melalui siaran pers yang diterima Anadolu Agency, Jumat.

Mereka juga menuntut agar Macron meminta maaf kepada umat Islam atas pernyataannya yang dianggap melukai hak berkeyakinan dan beragama.

FUI juga mengajak umat Islam untuk tidak membeli dan memboikot produk asal Prancis.

Selain di Yogyakarta, aksi dengan aspirasi yang sama juga berlangsung di Bandung, Jawa Barat dan Medan, Sumatra Utara pada Jumat.

Sementara itu, Presidium Alumni 212 sebagai salah satu gerakan Islam di Indonesia juga berencana berunjuk rasa di depan Gedung Kedutaan Prancis di Jakarta pada Senin, 2 November 2020.

Pemerintah Indonesia pun telah mengecam pernyataan Macron yang dianggap telah menistai agama Islam.

Kementerian Luar Negeri RI mengatakan pernyataan Macron telah melukai perasaan lebih dari dua miliar muslim di seluruh dunia dan memecah persatuan antar-umat beragama.

“Hak kebebasan berekspresi tidak dilakukan dengan mencederai kehormatan, kesucian dan kesakralan nilai dan simbol agama,” kata Kementerian Luar Negeri RI melalui siaran pers, Jumat.

Sebelumnya, Macron memicu kemarahan dunia Muslim dengan menuduh Muslim Prancis melakukan "separatisme", dan menggambarkan Islam sebagai "agama yang sedang dalam krisis".

Pernyataan tersebut terjadi menyusul pembunuhan seorang guru bahasa Prancis, Samuel Paty, yang memperlihatkan karikatur Nabi Muhammad dari majalah Charlie Hebdo kepada murid-muridnya di kelas.

Macron memberikan penghormatan kepada Paty dan mengatakan Prancis "tidak akan melepaskan kartun kontroversial itu."

Beberapa negara Arab beserta Turki, Iran, dan Pakistan mengecam sikap Macron terhadap Muslim dan Islam.

Di saat yang sama, Indonesia juga mengecam aksi teror di Gereja Notre Dame, Nice, Prancis pada Kamis malam yang menewaskan tiga orang.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.