Tenaga medis kelelahan, Satgas Covid-19 minta masyarakat patuh protokol kesehatan
Puskesmas di Jakarta mulai kewalahan karena banyaknya pasien Covid-19 yang membutuhkan pelayanan

Jakarta Raya
JAKARTA
Tenaga medis di Jakarta mulai kelelahan dan kewalahan menangani jumlah pasien yang terus bertambah, ujar Satuan Tugas Penanganan Covid-19.
Kepala Bidang Koordinator Relawan Medis Satgas Penanganan Covid-19 Jossep William meminta masyarakat mematuhi protokol kesehatan untuk mengurangi risiko penularan dan meringankan beban tenaga medis.
“Tenaga medis yang ada saat ini memang keletihan juga, tapi kita usahakan supaya mereka bisa tetap gembira, tetap semangat. Perjalanan kita masih panjang kelihatannya,” kata Jossep dalam diskusi dengan BNPB pada Senin.
Menurut Jossep, puskesmas di Jakarta mulai kewalahan karena banyaknya pasien Covid-19 yang membutuhkan pelayanan.
Jakarta mencatat kasus aktif sebanyak 12.116 orang pada Senin, 51,8 persen di antaranya merupakan pasien tanpa gejala.
Pasien tanpa gejala saat ini wajib menjalani isolasi mandiri di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet setelah pemerintah tidak lagi mengizinkan isolasi mandiri.
“Kita siapkan tenaga tambahan perawat dan dokter untuk di Rumah Sakit Darurat. Tenaga medis dan relawan di lapangan seminggu belakangan sibuk sekali,” lanjut dia.
Jossep menuturkan kesibukan itu juga terlihat dari kesibukan ambulans yang mengantarkan pasien positif untuk isolasi di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet.
“Mereka yang positif ke Wisma Atlet itu memberlakukan antrean, enggak bisa kontak terus langsung dijemput,” jelas Jossep.
Satgas Covid-19 saat ini menyiapkan lebih banyak dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya untuk mengatasi situasi.
Jossep menuturkan telah berkoordinasi dengan organisasi profesi seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) terkait ini.
“Kita sekarang mempersiapkan teman-teman kita dari anak-anak internship untuk masuk membantu kekurangan tenaga medis yang ada,” tutur dia.
Jossep mengatakan sistem di fasilitas kesehatan bisa terancam ambruk jika jumlah pasien positif terus bertambah.
“Meskipun kita sekarang masih tahan, tapi pertanyaannya sampai kapan bisa tahan? Kalau sistem kesehatan ambruk, ini yang jadi masalah,” ujar dia.
Pemerintah juga mulai mengoperasikan Tower 4 Wisma Atlet setelah Tower 5 yang dioperasikan sejak 11 September hampir penuh.
Koordinator Rumah Sakit Darurat Covid-19 Mayor Jenderal TNI Tugas Ratmono mengatakan Tower 5 yang ditujukan untuk pasien tanpa gejala telah terisi 90 persen, sedangkan Tower 6 dan 7 untuk pasien bergejala ringan telah terisi 80 persen.
“Saat ini kita siapkan Tower 4 untuk isolasi mandiri sebanyak 1.546 bed, sejak tadi pagi kita sudah mulai memasukkan pasien,” tutur Tugas.