Budaya, Nasional

Santapan gratis di tengah wabah korona

Puluhan warteg di Indonesia menyediakan makan siang gratis untuk pekerja informal yang tak bisa bekerja dari rumah dan mengalami penurunan pendapatan

Hayati Nupus  | 27.03.2020 - Update : 31.03.2020
Santapan gratis di tengah wabah korona Sejumlah pekerja informal memperoleh santapan makan siang gratis di Warteg Nurul, Menteng, Jakarta. Santapan siang ini diberikan bekerja sama dengan Aksi Cepat Tanggap untuk meringankan beban pekerja informal yang pendapatannya menurun di tengah wabah Covid-19. (Foto ACT-Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA

Puluhan Warung Tegal di Indonesia mendonasikan makan siang gratis untuk membantu warga yang kesulitan di tengah wabah virus korona baru atau Covid-19.

Warung Tegal atau Warteg adalah jenis usaha gastronomi yang menyediakan makanan dan minuman dengan harga terjangkau.

Salah satunya adalah Warteg Amanah, milik Sugiono, 48 tahun, yang berlokasi di Sukmajaya, Depok, Jawa Barat.

Jumat siang itu, Warteg Amanah ramai oleh para pekerja informal seperti tukang becak, pemulung, sopir angkot, hingga pengojek online, yang menikmati santapan siang gratis.

Para pekerja informal itu tak bisa menikmati anjuran pemerintah untuk bekerja di rumah. Mereka harus menyusuri jalanan untuk mencari sesuap nasi demi menghidupi keluarga tercinta, meski virus mengancam nyawa.

“Untuk meringankan beban mereka yang tetap harus bekerja di luar rumah dengan penghasilan pas-pasan,” ujar Sugiono, memaparkan tujuan donasi makan siang gratis, Jumat, kepada Anadolu Agency.

Sugiono menyajikan 100 porsi makanan gratis itu mulai hari ini. Menunya berupa nasi, sayur-mayur, sambal, dan lauk pauk seperti ayam, ikan, serta telur.

“Rencananya setiap hari,” kata dia.

Sehari-hari, Sugiono memang pengusaha warteg. Dia menjalankan program makanan gratis ini dengan dukungan Aksi Cepat Tanggap (ACT), sebuah lembaga nirlaba Indonesia yang berfokus pada bidang kemanusiaan dan penanganan tanggap bencana.

Target 1.000 warteg

Direktur Komunikasi ACT Lukman Aziz Kurniawan mengatakan pendapatan pekerja informal seperti supir taksi dan pengojek online menurun drastis karena orang-orang bekerja dari rumah di tengah wabah Covid-19.

“Masyarakat kecil seperti mereka yang paling menderita karena wabah ini,” ujar Lukman.

Oleh karena itu, lanjut Lukman, ACT menggagas program makan siang gratis dengan melibatkan warteg, jenis usaha yang menargetkan konsumen kelas bawah.

Sejauh ini, sudah ada 60 warteg yang terlibat untuk bekerja sama.

“Targetnya 1.000 warteg, paling lambat Jumat pekan depan harus tercapai,” kata Lukman.

Warteg-warteg itu berlokasi di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).

ACT mensyaratkan warteg-warteg itu mengantongi izin menyiapkan santapan siang gratis dari RT, kelurahan, hingga kepolisian.

Selain itu, pengelola warteg harus bersedia untuk mengatur konsumen agar tetap menjaga jarak fisik (physical distancing).

“Tidak boleh berkerumun, agar tidak ada penularan virus korona,” kata Lukman.

ACT memberikan jatah 100 porsi pada setiap warteg dengan nilai masing-masing Rp15.000.

Dana itu, ujar Lukman, diperoleh dari sumbangan masyarakat untuk menangani wabah Covid-19.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın