Nasional

Rudiantara: Next unicorn dari Indonesia, Ruangguru

Sektor pendidikan yang tak boleh dimasuki dana asing membuat Ruangguru berpotensi mendapat pendanaan dari APBN

Muhammad Nazarudin Latief  | 22.11.2017 - Update : 23.11.2017
Rudiantara: Next unicorn dari Indonesia, Ruangguru Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara. (Megiza Asmail-Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Muhammad Latief

JAKARTA

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara pada Selasa menggadang-gadang Ruangguru sebagai perusahaan rintisan (startup) asal Indonesia yang akan segera mendapatkan status unicorn.

Unicorn adalah sebutan startup yang valuasinya di atas USD 1 miliar. Di Indonesia, setidaknya sudah ada empat perusahaan startup yang memiliki gelar unicorn. Mereka adalah Traveloka, Go-Jek, Tokopedia, dan baru-baru ini, Bukalapak.

Ruangguru sendiri adalah platform layanan bimbingan belajar yang menawarkan video belajar berlangganan, marketplace les privat, layanan bimbingan belajar on-demand, dan tryout ujian online sesuai kurikulum nasional.

Pada 2015, startup ini mendapatkan penghargaan dari UNICEF Youth Innovation Forum. Penghargaan juga didapat dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) Solver dalam program Youth, Skills, and the Workforce of the Future Challenge.

Menurut Menteri Rudi, Ruangguru berpotensi mendapatkan dana dari Anggaran Pendatapan dan Belanja Negara (APBN). Sesuai konstitusi, APBN harus mengalokasikan 20 persen untuk sektor pendidikan, yang besarannya pada tahun ini kira-kira Rp400 triliun.

“Jika bisa ambil 1 persen saja dari APBN, ini sudah dana yang besar,” ujar Menteri Rudi.

Ruangguru bisa mendapatkan dana APBN karena sektor pendidikan tidak boleh dimasuki oleh modal asing. Karena itu, dengan mengumpulkan pendanaan lain, Ruangguru bisa menjadi unicorn baru dari Indonesia.

Bisnis di bidang pendidikan sendiri, kata Menteri Rudi, berkembang pesat dengan bantuan teknologi. Layanan bimbingan belajar pun jadi sangat efisien karena bisa diakses melalui telepon genggam. Biayanya bahkan tidak sampai 20 persen dari biaya bimbingan belajar konvensional.

Lebih lanjut Menteri Rudi menegaskan, semua sektor di Indonesia harus bisa menciptakan e-leadership, yaitu perusahaan digital yang menjadi teladan pada era digital ini. Selain bidang pendidikan, Menteri Rudi mencontohkan dunia perbankan yang sudah menetapkan digital payment.

Pada sektor kesehatan, Menteri Rudi berharap Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menjadi terdepan dengan mengubah landscape industri farmasi. Karena lembaga inilah yang mempunyai data 180 juta pesertanya lengkap dengan jenis penyakit, wilayah, dan obat yang sering dikonsumsi.

Data ini seharusnya bisa diolah BPJS sebagai usulan pengembangan industri farmasi.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.