
Jakarta Raya
JAKARTA
Lebih dari 100 pelajar Indonesia terbang ke Turki untuk melanjutkan studi di sejumlah perguruan tinggi.
Mereka adalah para mahasiswa yang berangkat dengan biaya mandiri guna menempuh pendidikan sarjana di sejumlah kampus seperti Istanbul University, Anadolu University, Sakarya University, Sakarya Uygulama Bilimer University, Uludag University, Dumlupinar University, Nigde University, Bandirman University, dan lain sebagainya.
Biru Marmara Edukasi, agensi pendidikan yang memberangkatkan para pelajar, menyatakan ada total 141 mahasiwa yang terbang ke Turki mulai 2 September hingga 21 September mendatang.
Direktur Biru Marmara Edukasi Doddy Cleveland mengatakan kuliah di Turki sedang menjadi tren di kalangan anak muda Indonesia.
Menurut Doddy, Turki banyak dipilih karena secara kultur, agama, dan budaya mirip dengan Indonesia.
“Di Indonesia mayoritas muslim, di Turki 95 persen Muslim,” terang Doddy kepada Anadolu Agency pada Rabu.
Selain itu, kata Doddy, Turki juga kini menjadi negara yang maju dan modern dalam ekonomi, teknologi, dan parisiwata.
Biaya terjangkau
Doddy menambahka biaya untuk berkuliah di perguruan tinggi negeri Turki sangat terjangkau bagi mahasiswa internasional meski menggunakan biaya sendiri atau mandiri tanpa beasiswa.
Doddy menjelaskan rata-rata biaya kuliah per semester di perguruan tinggi negeri Turki hanya berkisar antara Rp 1,3 juta - Rp 3 juta.
Bahkan, kata dia, biaya untuk kuliah jurusan kedokteran di salah satu perguruan tinggi negeri Turki hanya berkisar Rp 6-7 juta per semester.
Pemerintah Turki, terang Doddy, memberikan subsidi yang besar bagi perguruan-perguruan tinggi negeri di negara tersebut.
“Dengan subsidi yang besar ini, mahasiswa dari luar Turki pun turut merasakan manfaatnya,” jelas dia.
Doddy mengatakan kesempatan untuk belajar di Turki harus dimanfaatkan dengan baik oleh para pelajar.
Sebab pemerintah Turki saat ini sangat welcome terhadap Indonesia dengan mengundang para mahasiswa untuk datang menuntut ilmu.
“Masyarakat Turki sangat suka dengan Indonesia,” kata dia.
Fentiani, orangtua yang turut melepas anaknya untuk belajar ke Anadolu University, menyampaikan Turki negara besar dan memiliki sejarah yang kaya.
“Saya ingin anak saya yang sekolah di Turki bisa mendapatkan frekuensi getaran para pahlawan Islam,” kata dia.
Sedangkan Mulyadi mengharapkan anaknya yang belajar di Turki dapat kembali ke Indonesia untuk membangun bangsa.
Ada ribuan mahasiswa Indonesia
Secara terpisah, Ketua Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Turki Darlis Aziz menyampaikan jumlah mahasiswa Indonesia di Turki berjumlah 1140 orang berdasarkan data terakhir pada 2018.
Nnamun dia memprediksi jumlah tersebut akan bertambah hingga 1500 pada 2019 dengan hadirnya para mahasiswa baru yang berangkat atas bantuan beasiswa maupun biaya pribadi.
“Para mahasiswa tersebut mayoritas menuntut ilmu di Istanbul dan Ankara,” kata Darlis kepada Anadolu Agency.
Selain itu, kata dia, mahasiswa Indonesia di Turki juga tersebar di Konya, Izmir, Kayseri, Sakarya, dan Bursa.
Namun, kata dia, dalam dua tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah mahasiswa di beberapa kota seperti Bursa, Sakarya, Kastamonu dan Kayseri.
Jika ditotal, kata Darlis, dapat mencapai 500 lebih mahasiswa.
“Kebanyakan diantara mereka adalah yang datang melalui jalur mandiri,” ungkap mahasiswa S2 Studi Media dan Budaya di Hacettepe University ini.
Menurut Darlis, keuntungan kuliah di Turki adalah hampir semua kampus memiliki program exchange dengan sejumlah perguruan tinggi di Eropa (Erasmus).
Hal ini, terang Darlis, sangat menguntungkan mahasiswa Indonesia untuk menambah wawasan, jaringan dan kemampuan berbahasa asing.
“Kebanyakan mahasiswa Indonesia yang kuliah di Turki lebih bagus bahasa Inggrisnya dibandingkan dengan mahasiswa lokal sehingga mahasiswa asing biasanya lebih mudah lulus ketika bersaing,” jelas dia.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.