Nasional

Proses identifikasi korban Sriwijaya Air SJ 182 dalam 5 fase

Wakil Rumah Sakit Polri Kramat Jati Kombes Haryanto mengatakan tim sedang bekerja keras untuk membantu mendapatkan korban serta kondisi pesawat

Iqbal Musyaffa  | 10.01.2021 - Update : 12.01.2021
Proses identifikasi korban Sriwijaya Air SJ 182 dalam 5 fase Serpihan pesawat dan barang-barang yang diduga milik korban Sriwijaya Air SJ 182 ke Jakarta International Container Terminal (JICT) 2, Jakarta pada Minggu, 10 Januari 2021. Pesawat Boeing 737-500 Sriwijaya Air SJ jatuh di Pulau Seribu pada Sabtu 9 Januari 2021, beberapa menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta dengan membawa 62 orang, termasuk 12 awak. (Mahmut Atanur -Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA

Rumah Sakit Bhayangkara Polri mengatakan terdapat 5 fase dalam proses identifikasi korban pesawat jatuh Sriwijaya Air SJ182 yang dilakukan bersama tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri.

Wakil Kepala RS Polri Kramat Jati Kombes Haryanto mengatakan fase pertama dilakukan di tempat kejadian perkara atau di lokasi jatuhnya pesawat.

Dia mengatakan tim sedang bekerja keras untuk membantu mendapatkan korban serta kondisi pesawat.

“Rekan-rekan DVI di fase satu sedang bersama dengan tim lain untuk mencari, yang nantinya akan menjadi bahan identifikasi kita,” jelas Haryanto dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu.

Dia mengatakan pada fase kedua berupa fase ante mortem yang telah disediakan posko di tiga tempat, yakni Tanjung Priok, Pontianak, dan RS Polri.

Untuk pos ante mortem Tanjung Priok dikomandani oleh Kabid Dokkes Polda metro Jaya dan Kabid Kejar Brimob.
Kemudian posko ante mortem juga berada di Pontianak yang dikomandani Kabid Dokkes Polda Kalimantan Barat.

“Jadi barang-barang atau data-data yang diterima oleh TKP dan ante mortem yang ada di Pontianak akan dikirim ke posko di rumah sakit Kramat Jati,” tambah Haryanto.

Dia mengatakan di RS Polri terdapat dua fase identifikasi yakni fase ante mortem dan juga post mortem yang akan dikerjakan oleh ahli forensik Polri.

Haryanto menambahkan fase keempat berupa fase penggabungan data dari ante mortem dengan post mortem untuk dianalisa dan dievaluasi.

“Data yang diperiksa adalah yang didapatkan dari ante mortem dan post mortem untuk disajikan setiap harinya pada fase rekonsiliasi,” imbuh Haryanto.

Dia menambahkan fase kelima berupa fase briefing yang dilakukan setiap hari untuk menganalisa dan mengevaluasi.

Haryanto mengatakan RS Polri juga menyediakan pendampingan psikologi untuk keluarga korban dalam pemulihan trauma serta untuk menenangkan keluarga dan bantuan lainnya di posko perbantuan keluarga.

“Saya mohon keluarga para penumpang yang berasal dari luar Jakarta tepatnya di posko ante mortem di Pontianak tidak usaha ke Jakarta,” imbuh dia.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın