
Jakarta Raya
JAKARTA
Presiden Joko Widodo dinobatkan sebagai The Straits Times 'Asian of the Year 2019 karena sosoknya dianggap menjadi pemersatu di tengah era “chaos dan disrupsi”.
Jokowi – panggilan akrabnya- dipilih para editor karena "cekatan dalam mengarungi politik dalam negeri yang rumit dan urusan internasional yang penuh jebakan”, dilansir The Straits Times, Kamis.
Jokowi memenangkan periodenya kedua dalam sebuah pemilihan presiden yang keras di negara berpenduduk muslim terbesar di dunia dan demokrasi ketiga dengan 270 juta jiwa.
Dengan karier yang meroket mulai Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta hingga presiden selama dua periode, para editor menekankan "kepribadiannya yang membumi, kemampuan untuk berhubungan dengan orang-orang, berempati dengan rakyat jelata telah memenangkan hati rakyatnya".
Untuk urusan luar negeri, mereka memuji "kemampuannya untuk memandang ke luar cakrawala dan bergulat dengan tantangan strategis yang dihadapi negaranya dan wilayah".
Para editor memuji perannya dalam menempatkan Indonesia di jantung ASEAN dalam beberapa waktu terakhir.
Para pemimpin ASEAN juga mengadopsi "Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik", yang dirancang oleh Indonesia, pada KTT ASEAN di Bangkok pada Juni.
Blok ini mempertahankan posisi netral di tengah meningkatnya persaingan antara China dan Amerika Serikat di kawasan.
Jokowi juga yang pertama kali memperkenalkan konsep kerja sama berdasarkan prinsip-prinsip utama, termasuk keterbukaan, inklusivitas, dan sentralitas ASEAN, pada KTT di Singapura November tahun lalu.
Presiden menghadapi tantangan berat dalam lima tahun ke depan, mulai membangkitkan perekonomian yang sedang lesu, memberantas korupsi yang meluas dan mengatasi meningkatnya ekstremisme agama.
Warren Fernandez, editor The Straits Times, mengatakan penghargaan itu dimaksudkan untuk menghormati seseorang yang tidak hanya membuat atau berbentuk berita, tetapi juga membantu memberikan kontribusi positif bagi Asia.
"Presiden Joko Widodo telah melakukan itu dengan sangat baik. Tidak hanya memenangkan masa jabatan kedua, tetapi juga membawa Indonesia bersama dan membawanya ke depan.
“Demikian juga dengan ASEAN. Ada banyak ruang baginya untuk memimpin lebih jauh jika dia mengatur keterampilan politik yang cukup dan niat baik yang dia nikmati bersama orang-orang di seluruh Asia, "kata dia.
Jeremy Au Yong, editor berita luar negeri The Straits Times, mengatakan: "Pada tahun ketika perselisihan menjadi berita utama - Forum Outlook Global Straits Times kami baru-baru ini berfokus pada bagaimana menavigasi dunia dalam konflik - Jokowi menonjol sebagai seseorang yang mempersatukan, alih-alih memisahkan."
Pemenang penghargaan ini sebelumnya adalah perdana menteri pendiri Singapura Lee Kuan Yew, yang ditunjuk secara anumerta, Perdana Menteri India Narendra Modi dan Presiden China Xi Jinping.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.