Polisi ringkus 31 terduga teroris setelah bom bunuh diri Makassar
Penangkapan terakhir dilakukan terhadap tujuh terduga teroris di Makassar dan Gowa

Jakarta Raya
JAKARTA
Polisi telah menangkap total 31 terduga teroris pasca-ledakan bom bunuh diri di depan Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan.
Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Ahmad Ramadhan mengungkapkan, penangkapan itu dilakukan di daerah Makassar dan sekitarnya.
“Densus 88 terus melakukan penindakan, penegakan hukum serta pengembangan pada jaringan-jaringan yang terlibat,” kata Ramadhan di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Rabu.
Dari jumlah tersebut, polisi juga telah meringkus seorang terduga teroris inisial W yang berperan merakit bom bunuh diri tersebut.
Penangkapan terakhir dilakukan pada Selasa terhadap tujuh tersangka anggota kelompok Villa Mutiara yang terafiliasi dengan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Villa Mutiara merupakan lokasi yang menjadi tempat kajian bagi anggota kelompok JAD.
Polisi lebih dahulu menangkap terduga teroris dengan inisial J, MS, S alias AL, W, dan S di sekitar Makassar, sementara terduga berinisial D diringkus di Gowa.
Menurut polisi, keenam orang itu membuat grup di aplikasi pesan singkat WhatsApp yang diberi nama “Batalion Iman”, tempat mereka merencanakan aksi amaliyah serta mempraktikkan cara merakit bahan peledak.
Pada Selasa sore, polisi kemudian menangkap terduga teroris berinisial MY di Makassar.
“MY tersebut adalah kelompok di Villa Mutiara yang ikut merencanakan dan ikut dalam kelompok JAD,” ungkapnya.
Diketahui, ledakan bom bunuh diri di depan Gereja Katedral, Makassar, pada 28 Maret 2021 tersebut mengakibatkan 20 orang luka-luka.
Dua orang pelaku, yang merupakan pasangan suami istri dari kelompok JAD, tewas akibat bom tersebut.
Selain peristiwa bom bunuh diri di Makassar, kelompok ini juga berkaitan dengan aksi bom di Jolo, Filipina pada 2018 lalu.