Pemkot Papua ajak tokoh agama, adat redam konflik
Data kerugian sementara sekitar Rp29 miliar data Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Jayapura, dan Rp17 miliar data Dinas Sosial Kota Jayapura

Jakarta Raya
JAYAPURA
Pemerintah Kota Jayapura, Papua, berkomunikasi dengan tokoh agama dan adat setempat untuk bisa meredam bahkan mengakhiri konflik rasial yang tengah berlangsung.
Kepada Anadolu Agency, Wakil Wali Kota Jayapura Rustam Saru mengatakan dia mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk menahan diri dan menenangkan situasi.
“Perlu menjaga lingkungan masing-masing agar tidak terprovokasi,” ujar Rustam, Rabu, di Jayapura.
Rustam juga mengimbau agar warga memilah informasi dan tak begitu saja percaya pada kabar yang memicu kerusuhan.
Dia berharap setelah ini situasi aman dan tak ada kecurigaan, perselisihan, dan semua warga rukun kembali.
“Kita tanamkan dalam hati dan buktikan dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Rustam.
Ribuan massa berdemonstrasi pada 19 Agustus dan berujung rusuh pada 29 Agustus lalu.
Mereka memadati Jl Koti, Jayapura, dan berarak menuju Kantor Gubernur Papua.
Demonstrasi yang mulanya damai itu berujung ricuh. Massa membakar sejumlah toko, rumah, dan gedung pemerintah.
Pemerintah Kota Jayapura terdapat 48 motor dan 24 mobil yang dibakar massa.
Selain itu, kata Rustam, terdapat 182 toko yang dijarah dan dibakar.
Data kerugian sementara, ujar Rustam, diperkirakan sekitar Rp29 miliar berdasarkan data Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Jayapura, juga Rp17 miliar menurut catatan Dinas Sosial Kota Jayapura.
Sementara itu ribuan warga mengungsi di Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut X Jayapura.
Saat ini sebagian pengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing.
“Hari ini masih ada sisa pengungsi, mereka yang rumah atau tokonya terbakar,” kata Rustam.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.