Türkİye, Nasional

Pasangan Indonesia-Turki tunangan secara daring

Keluarga dari dua negara menghadiri upacara pertunangan melalui konferensi video

Rhany Chairunissa Rufinaldo  | 09.02.2021 - Update : 11.02.2021
Pasangan Indonesia-Turki tunangan secara daring Muhammad Mutawalli Asshidiqiy dari Indonesia dan Edanur Yildiz dari Turki, yang bertemu di Indonesia dua tahun lalu,memutuskan untuk bertunangan secara daring dari kota Bursa (Uğur Çiçek - Anadolu Agency).

Ankara

Ugur Cicek

BURSA, Turki 

Seorang pria Indonesia dan seorang wanita Turki yang bertemu dua tahun lalu di Indonesia, menggelar acara pertunangan melalui konferensi video yang dihadiri oleh keluarga di negara masing-masing.

Edanur Yildiz, 22, yang tinggal di Inegol, Provinsi Bursa, Turki, mengunjungi Indonesia pada 2019 sebagai bagian dari program pertukaran pelajar.

Dia kemudian bertemu Muhammad Mutawalli Asshidiqiy, 27, yang mengelola sebuah kafe di Jambi.

Saat persahabatan mereka tumbuh, Yildiz harus kembali ke Turki, tetapi keduanya tetap menjalin hubungan melalui media sosial.

Belakangan, persahabatan mereka berkembang menjadi rasa cinta dan pasangan itu kemudian memutuskan untuk menikah.

Atas persetujuan keluarganya, Mutawalli terbang ke Inegol untuk melamar gadis pujaan hatinya.

Namun, karena mahalnya biaya penerbangan, keluarga Mutawalli tidak bisa ikut menghadiri upacara pertunangan secara langsung.

Sebagai gantinya, mereka mengadakan upacara adat untuk melamar gadis itu melalui konferensi video, keluarga calon pengantin pria meminta persetujuan dari keluarga pengantin wanita.

Acara itu disusul dengan upacara pertunangan dan pasangan itu menyatakan mengumumkan pertunangan mereka dengan mengunggah foto di media sosial.

Yildiz, yang masih melanjutkan studinya di universitas, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa dia disambut dengan hangat oleh masyarakat Indonesia selama dua minggu tinggal di negara tersebut.

Dia mengaku tidak mengalami kesulitan karena para pelajar Indonesia yang dia temui bisa berbahasa Turki.

“Di sana, saya bertemu Mutawalli. Dia tidak bisa bahasa Turki, karena dia bukan pelajar yang sekolah di Turki. Awalnya, kami hanya berteman, lalu hubungan kami tumbuh dan ketika menjadi serius, kami memutuskan untuk bertunangan,” kata Yildiz.

Dia mengatakan keluarganya pada awalnya meragukan hubungan mereka.

Walaupun ibunya tidak menganggap hubungan itu aneh, ayahnya punya pendapat berbeda, tetapi dia kemudian yakin untuk mendukung pasangan itu.

Yildiz mengatakan mereka belum memutuskan di negara mana mereka akan melangsungkan upacara pernikahan.

Mutawalli mengatakan dia belajar sejarah Turki dan Ottoman selama sekolah dan itu membuatnya jatuh cinta pada Turki dan rakyatnya.

"Ketika saya bertanya kepada orang-orang, 'Jalan keluar mana yang harus saya ambil?', Mereka sangat membantu saya. Saya sangat senang mereka mencoba membantu saya,” ungkap dia.

Mutawalli mengaku dia semakin jatuh cinta pada Turki ketika dia melihat Kota Istanbul dan Bursa.

"Saya suka Turki karena itu adalah negara Muslim dan presidennya Recep Tayyip Erdogan banyak membantu negara-negara Muslim," ujar dia.

Mutawalli mengatakan bahwa keluarganya pada awalnya juga ragu dengan hubungan keduanya, tetapi karena mereka sering melakukan panggilan video dengan Yildiz dan keluarganya, kekhawatiran itu pun teratasi seiring berjalannya waktu.


Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın