Minim lapangan kerja, popularitas Jokowi turun di kalangan muda
Dalam sebuah survei, popularitas Jokowi di kalangan usia 20-29 tahun dianggap mulai meredup.

Jakarta
Chandni Vasandani
JAKARTA
Rakyat Indonesia dinilai puas atas kinerja pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, sejak kepemimpinan mereka dimulai pada 2014 lalu. Dalam sebuah survei nasional yang dilakukan oleh lembaga Center for Strategic and International Studies (CSIS) ditemukan bahwa orang Indonesia saat ini memiliki karakter optimis.
CSIS mencatat, pada 2017, sebanyak 68,3 persen rakyat Indonesia mengatakan puas dengan kinerja pemerintah. Angka ini meningkat jika dibandingkan tahun 2014 yang hanya 50,6 persen rakyat Indonesia menyatakan kepuasannya.
Meski mengalami peningkatan dalam kepuasan kinerja pemerintah, angka tersebut berbanding terbalik dengan kondisi ekonomi yang dinilai CSIS tidak memuaskan.
Dalam studinya, lembaga ini menemukan ada 27,9 persen warga yang mengaku mengalami kesulitan ekonomi karena tingginya harga sembako.
Ada juga sekitar 20 persen rakyat yang mengkhawatirkan keterbatasan lapangan pekerjaan, dan 14,1 persen yang melihat tingkat kemiskinan masih tinggi.
Walau masih banyak ditemukan keluhan-keluhan tersebut, CSIS menilai, tetap saja 78 persen dari responden yang disurvei pada akhir Agustus lalu, yakin pemerintahan Jokowi-JK masih bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam survei, CSIS ditemukan bahwa popularitas Jokowi sedikit meredup di kalangan muda yakni usia 20-29 tahun. Sebanyak 31,7 persen masih menyatakan percaya dengan Jokowi, sedangkan 35,3 persen lebih menyukai rival politiknya, Prabowo Subianto.
Peneliti politik dan Direktur CSIS, Philips J Vermonte, mengatakan segmen masyarakat ini bisa menjadi ‘wild card’ dan cenderung bisa mengurung niat mereka memilih Jokowi untuk periode kedua.
“Bila kita melihat ini adalah segmen masyarakat yang sedang mencari kerja dan juga tidak memiliki gelar sarjana. Mereka menyimpan kekecewaan karena pemerintahan yang sekarang gagal menyediakan lapangan kerja bagi mereka khususnya. Ini menimbulkan dukungan yang minimal terhadap Pak Jokowi,” kata Vermonte di Jakarta.