KSAD: Tentara membelot tidak hanya dalam kasus Papua
Menurut KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa, prajurit yang membelot terjadi setiap tahunnya

Jakarta Raya
JAKARTA
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa menyatakan kasus prajurit TNI Lucky Matuan yang membelot di Papua tidak berkaitan dengan perekrutan putra/putri daerah wilayah tertentu.
Menurut Andika, kasus prajurit yang membelot dan kabur saat bertugas sering kali terjadi meski tidak sama persis dengan kejadian Lucky Matuan.
"Setiap tahun begitu banyak. Motivasinya beda-beda ada yang karena punya hutang, ada yang karena mungkin merasa tidak cocok, ada mungkin karena masalah-masalah susila," jelas Andika di Jakarta pada Selasa.
Andika menyatakan dengan adanya kasus itu, TNI Angkatan Darat juga akan meminta pertanggung jawaban terhadap atasan dari prajurit yang membelot.
"Sehingga mereka bisa lebih teliti lagi, jadi tidak hanya ketemu begitu saja tapi mereka punya kepedulian, bagaimana memastikan anggota kondisi baik-baik saja atau tidak," jelas dia.
Menurut dia, TNI Angkatan Darat sering kali mengingatkan prajuritnya terkait tindak pidana yang harus ditanggung jika melakukan upaya-upaya yang tidak diinginkan.
Sebelumnya, Kelompok bersenjata di Papua mengklaim seorang anggota TNI bernama Lucky Matuan membelot dan bergabung dengan kelompoknya.
Juru Bicara kelompok bersenjata Sebby Sambom mengatakan Lucky Matuan menjadi komandan lapangan dalam kelompoknya dan sempat melakukan penyerangan terhadap pos milik TNI di Kampung Bulapa, Intan Jaya.
"Dalam serangan itu kami menembak tiga anggota TN dan pasukan kami tidak ada yang menjadi korban," kata dia kepada Anadolu Agency melalui pesan singkat pekan lalu.
Sebby menuding bergabungnya Lucky lantaran TNI/Polri kerap kali melakukan kekerasan terhadap warga sipil.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.