Nasional

Komnas HAM: Jangan bedakan latar belakang korban rusuh Wamena

Hal ini sangat penting agar konflik sosial tidak melebar sehingga pemulihan pascabencana menjadi lebih mudah dengan menganggap bahwa ini adalah tragedi kemanusiaan, bukan tragedi terhadap masyarakat pendatang

İqbal Musyaffa  | 30.09.2019 - Update : 01.10.2019
Komnas HAM: Jangan bedakan latar belakang korban rusuh Wamena Ilustrasi: Demonstrasi warga Papua di Jakarta. (Dasril Roszandi - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA 

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) meminta seluruh pihak untuk tidak menggunakan istilah korban pendatang dan korban warga lokal dalam mengidentifikasi jumlah korban akibat kerusuhan yang terjadi di Wamena, Papua.

Komisioner Pengkajian dan Penelitian Komnas HAM Mohammad Chairul Anam menegaskan bahwa yang berduka akibat konflik ini adalah seluruh masyarakat Indonesia.

“Kami mohon media melihat konflik ini yang jadi korban adalah masyarakat Papua dan tidak menggunakan kata penduduk asli dan pendatang,” tegas Anam, dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.

Dia menekankan hal ini sangat penting agar konflik sosial yang ada di sana tidak melebar sehingga pemulihan pascabencana menjadi lebih mudah dengan menganggap bahwa ini adalah tragedi kemanusiaan kita semua, bukan tragedi terhadap masyarakat pendatang.

Anam mengatakan Komnas HAM tidak akan mengungkap latar belakang identitas kesukuan korban konflik tersebut.

Menurut dia, ini merupakan permintaan masyarakat Papua yang memprotes pernyataan Kapolri Tito Karnavian yang saat itu menyebutkan jumlah korban konflik Wamena mencapai 26 orang dengan 22 orang di antaranya adalah pendatang.

“Mereka (masyarakat Papua) minta agar korban jangan dibedakan, apakah pendatang atau penduduk lokal. Penting bagi kita melihat semua adalah korban kemanusiaan dan kita berduka untuk meredam ketegangan,” urai dia.

Koordinator Subkomisi Penegakkan HAM/ Komisioner Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM Amiruddin menekankan bahwa tidak penting latar belakang korban berasal dari ras mana.

“Tidak penting backgroundnya, karena ini tanggung jawab negara untuk investigasi agar tidak terjadi spekulasi ke mana-mana sehingga proses hukum bisa terjadi secara fair dan terbuka,” ungkap dia.

Amiruddin meminta agar seluruh pihak dapat menahan diri untuk mendinginkan suasana sehingga bisa dilakukan klarifikasi untuk investigasi.

“Kita minta agar pernyataan-pernyataan di luar tidak menambah suasana riuh karena mulai ada yang menghubungkan konflik ini ke etnis tertentu dan ini tidak elok,” tegas Amiruddin.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.