Politik, Nasional

Kericuhan aksi 21-22 Mei dipicu 300 orang perusuh

Sebanyak 185 orang perusuh diamankan pada Rabu malam

Nicky Aulia Widadio  | 23.05.2019 - Update : 24.05.2019
Kericuhan aksi 21-22 Mei dipicu 300 orang perusuh Ilustrasi. Massa terlibat bentrok dengan polisi anti huru-hara di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta, Indonesia pada Rabu pagi 22 Mei 2019. Bentrok ini merupakan buntut dari demonstrasi massa di depan kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menentang hasil penghitungan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang memenangkan pasangan petahana Jokowi dan Ma'ruf Amin sebagai presiden terpilih 2019-2024 pada rabu kemarin. (Eko Siswono Toyudho - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Nicky Aulia Widadio

JAKARTA

Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menyatakan kericuhan pada aksi demonstrasi di depan Gedung Bawaslu pada Rabu malam dipicu oleh 300 orang perusuh.

Para perusuh tersebut berbaur di antara 6.000 massa yang menggelar aksi demo untuk menolak hasil Pemilihan Presiden 2019.

Polisi telah mengamankan 185 orang dari kelompok perusuh itu pada Rabu malam di sejumlah tempat yakni Bawaslu, Patung Kuda, Sarinah, Menteng, Gambir, Slipi, dan Petamburan.

Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal M Iqbal mengatakan para perusuh itu memprovokasi massa aksi damai yang hendak bubar.

Padahal, massa aksi damai telah setuju untuk membubarkan diri setelah mendapat izin Polri untuk buka puasa bersama dan salat magrib.

“Dari kelompok besar massa itu ada sekitar 300 massa yang kita kategorikan selaku massa perusuh yang tiba-tiba melempar molotov, batu, dan ada seperti roket dan memang sudah dipersiapkan sama mereka,” ujar Iqbal, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.

Menurut Iqbal, kericuhan terjadi ketika sebagian petugas tengah beristirahat dan belum sempat mempersiapkan alat-alat pengendalian massa.

Sembilan orang petugas keamanan terluka akibat lemparan batu para perusuh.

Dia mengatakan petugas keamanan berusaha meredakan situasi dan mendesak massa menuju Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, sementara massa aksi yang sebenarnya membubarkan diri.

Kericuhan berlanjut hingga dini hari dan massa membakar pos polisi serta sejumlah kendaraan.

“Yang 300 ini terus menyerang secara membabi buta dan brutal bahkan tidak sedikit fasilitas umum yang rusak,” kata Iqbal.

Massa perusuh juga telah beraksi sejak Rabu pagi di wilayah Slipi, Jakarta Barat dimana mereka membakar dan menjarah mobil milik anggota Brimob yang terpakir.

Polisi tengah mendalami aktor yang sengaja mempersiapkan massa untuk memicu kericuhan pada aksi 22 Mei.

Sebelumnya, Iqbal mengatakan aksi demonstrasi pada 22 Mei ditunggangi oleh kelompok radikal Gerakan Reformis Islam (Garis) yang berafiliasi dengan Daesh (ISIS) dan merencanakan jihad.

Selain itu, ada pula kelompok yang memiliki senjata api dan diduga sengaja menyiapkan kericuhan.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.