Türkİye, Nasional

KBRI Ankara rayakan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia - Turki

Hubungan diplomatik Indonesia-Turki dimulai sejak tahun 1950 dan Turki secara konsisten mengakui dan menghormati integritas wilayah Indonesia

Erric Permana  | 24.09.2019 - Update : 24.09.2019
KBRI Ankara rayakan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia - Turki Duta Besar Indonesia untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal. (Foto KBRI-Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA 

Indonesia mulai meluncurkan rangkaian kegiatan peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia - Turkisejak Sabtu lalu.

Dimulainya rangkaian kegiatan acara tersebut juga ditandai dengan peluncuran logo peringatan 70 tahun hubungan Indonesia - Turki dari motif ukiran Bali dan motif ornamen khas Ottoman berupa bunga tulip.

Duta Besar Indonesia untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal mengatakan meski hubungan diplomatik Indonesia dengan Turki secara resmi dimulai sejak tahun 1950, catatan sejarah menunjukkan bahwa berbagai kesultanan di Indonesia, baik di Jawa maupun Sumatera, sudah memiliki interaksi dengan kesultanan Ottoman/Usmaniyah sejak abad ke-15.

"Jejak interaksi tersebut salah satunya terlihat dari berbagai praktek sufisme yang masih tumbuh subur di Indonesia dan di Turki hingga saat ini," ujar Lalu Muhammad Iqbal melalui keterangan resminya kepada media pada Selasa.

Dalam acara peluncuran itu, Kedutaan Besar Indonesia di Ankara juga menampilkan tari Samansema.

Sekretaris II Sosial Budaya KBRI Ankara Haviz Aprilian menyatakan tarian itu dikoreografi Dubes Indonesia untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal dan Agung Gunawan.

Tarian ini juga diinspirasi oleh dua tarian bernuansa mistis sufisme, masing-masing tari Saman dari Aceh dan tari Sema dari Turki.

Tarian tersebut menceritakan bagaimana sufisme ikut menciptakan efek pencerahan dan kebangkitan dalam sejarah kedua bangsa.

"Pesan moral dari tarian ini adalah agar, sebagaimana halnya di masa lalu, hubungan kedua negara di masa mendatang harus membawa dampak membangkitkan dan mencerahkan bagi kemajuan kedua bangsa", ujar Haviz Aprilian, Sekretaris II Sosial Budaya KBRI Ankara.

Hadir menyaksikan penampilan tarian tersebut Ketua Parlemen/Majelis Permusywaratan Nasional Turki, Mustafa Sentop, sebagai tamu kehormatan bersama sekurangnya 500 orang dari kalangan diplomatik, komunitas bisnis dan pejabat pemerintahan Turki.

Dalam acara itu KBRI Ankara juga merayakan HUT Indonesia dengan menampilkan Tari Mambo Simbo dari Papua Barat di Turki.

Duta Besar Indonesia Lalu Muhammad Iqbal mengatakan tarian tersebut ditampilkan dalam satu rangkaian dengan Tari Bali, Jawa dan Kalimantan.

"Pesan yang ingin disampaikan melalui tarian ini adalah bahwa Papua adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kekayaan dan keragaman budaya Nusantara", ujar Lalu Muhamad Iqbal, Duta Besar RI Ankara.

Iqbal mengatakan tarian tersebut ditampilkan oleh 16 penari Turki yang tergabung dalam Sanggar Tari Indonesia "Armonina", yang baru sebulan terbentuk.

Sementara itu Ketua Parlemen Turki Mustafa Sentop mengapresiasi keberagaman budaya Indonesia.

"Keragaman Indonesia adalah harta dunia yang harus kita jaga bersama", ucap Mustafa Sentop, Ketua Parlemen Turki, usai menyaksikan rangkaian koreografi ulang tarian daerah Nusantara tersebut.

Hubungan diplomatik Indonesia-Turki dimulai sejak tahun 1950. Selama kurun waktu hampir 70 tahun tersebut, Turki secara konsisten mengakui dan menghormati integritas wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın