Kabut asap selimuti Malaysia, kualitas udara sangat tidak sehat
Pemerintah Malaysia meliburkan 636 sekolah

Jakarta Raya
KUALA LUMPUR
Kabut asap menyelimuti sebagian wilayah Malaysia akibat kebakaran hutan dan lahan di Indonesia.
Kabut asap telah muncul di Malaysia sejak akhir Juli, namun memburuk sejak awal September.
Pada Rabu siang sejumlah wilayah yang masuk kategori sangat tidak sehat yakni Selangor, Penang, Sarawak, Negeri Sembilan, Kuala Lumpur dan Putrajaya.
Pemerintah setempat telah meliburkan 636 sekolah di Serawak, Selangor, Putrajaya, dan Negeri Sembilan.
Badan Penanggulangan Bencana Malaysia menyatakan akan menetapkan status darurat jika indeks polusi udara melebihi angka 500.
Pantauan Anadolu di Putrajaya, kabut asap tampak pekat secara kasat mata dan menyelimuti sejumlah landmark di seperti Masjid Putra, Kantor Perdana Menteri Malaysia, serta Jembatan Gemilang.
Namun sejumlah turis asing tampak tetap berwisata di kawasan Putrajaya.
Gerimis sempat turun sekitar pukul 2 siang dari penyemaian awan, namun tidak cukup berhasil.
Salah satu warga Kuala Lumpur sekaligus sopir taksi, Muhammad Nazrul Nizam, 39, mengatakan kabut asap mengganggu aktivitasnya terutama saat menyetir dan mengantarkan wisatawan asing.
“Kabut asap ini mengganggu saat menyetir rasanya tidak seaman biasanya karena jarak pandang terbatas,” kata Nizam kepada Anadolu Agency, Rabu.
Nizam dan salah satu anaknya yang berusia 5 tahun juga belakangan mengalami batuk dan mata perih akibat kabut asap.
Mereka harus mengeluarkan biaya sendiri untuk berobat.
Nizam berharap pemerintah Malaysia dan Indonesia segera menemukan solusi terkait persoalan ini.
“Kabut asap dari Indonesia sudah seperti tradisi, saya rasa kalau memang pemerintah Indonesia butuh bantuan dari Malaysia kenapa tidak, supaya persoalan ini segera teratasi,” kata dia.
Warga Malaysia lainnya, Aziz bin Abdullah, 64, harus menggunakan masker setiap hari.
Sebab Aziz merupakan pekerja di taman di salah satu pusat perbelanjaan Putrajaya. Dia berada di luar ruangan sejak pukul 7 pagi hingga 4 sore.
“Sekarang bos saya mewajibkan untuk pakai masker setiap saat, kalau tidak kami akan ditegur,” tutur dia.
Aziz juga mengalami batuk, sakit tenggorokan dan mata perih dalam beberapa hari belakangan.
Ketika berobat, dokter merekomendasikan agar dia tidak banyak beraktivitas di luar ruangan.
“Tetapi saya tidak ada pilihan lain karena pekerjaan mengharuskan saya di luar. Jadi saya berusaha minum lebih banyak air untuk mengurangi dampaknya,” ujar dia.