Jokowi singgung dampak perang Ukraina dalam doa kebangsaan
Jokowi kembali menyampaikan bahwa saat ini dunia tengah dihadapkan pada ketidakpastian dan krisis energi dan pangan yang di antaranya dipicu oleh pandemi Covid-19 dan perang di Ukraina

JAKARTA
Presiden Indonesia Joko Widodo menghadiri acara Zikir dan Doa Kebangsaan 77 Tahun Indonesia Merdeka, yang digelar di Halaman Depan Istana Merdeka, Jakarta, Senin malam.
Pelaksanaan acara ini menandakan dimulainya rangkaian kegiatan peringatan Hari Ulang Tahun ke-77 Republik Indonesia (HUT ke-77 RI).
“Alhamdulillahi rabbil ’alamin, kita patut bersyukur pada malam hari ini kita bisa memperingati bulan kemerdekaan, memperingati 77 tahun Indonesia merdeka,” ujar Jokowi, sapaan akrabnya, dalam sambutannya.
Pada kesempatan itu, Jokowi kembali menyampaikan bahwa saat ini dunia tengah dihadapkan pada ketidakpastian dan krisis energi dan pangan yang di antaranya dipicu oleh pandemi Covid-19 dan perang di Ukraina.
“Muncul krisis pangan, krisis energi, juga sama. Di semua negara gas sampai harganya lima kali lipat, bensin naik dua kali lipat. Inilah kesulitan-kesulitan yang dialami oleh hampir semua negara, tidak negara kecil, tidak negara besar, tidak negara kaya, tidak negara miskin, semuanya mengalami hal yang sama,” ucap dia.
Akibatnya, lanjut Jokowi, muncul krisis yang ketiga, yaitu krisis keuangan. Beberapa negara yang tidak kuat, ambruk karena sudah tidak memiliki uang, baik untuk membeli energi atau membeli pangan.
Di bidang energi, ujar Kepala Negara, pemerintah telah menggelontorkan subsidi untuk menekan dampak dari lonjakan harga bahan bakar minyak (BBM) bagi masyarakat.
“Kita patut bersyukur, alhamdulillah kalau bensin di negara lain sekarang harganya sudah Rp32.000, Rp31.000, di Indonesia pertalite masih Rp7.650. Tapi juga perlu kita ingat subsidi terhadap BBM itu sudah sangat terlalu besar, dari Rp170-an (triliun) sekarang sudah Rp502 triliun,” ujarnya.
Konflik Rusia dan Ukraina, ujar Jokowi, telah memicu lonjakan harga komoditas pangan akibat tersendatnya pasokan dari dua negara produsen gandum tersebut.
“Ukraina plus Rusia jumlah stok gandumnya ada 207 juta ton. Inilah yang sekarang ini menyebabkan 330 juta orang kelaparan. Dan mungkin enam bulan lagi bisa 800 juta orang akan kelaparan dan kekurangan makan akut karena tidak ada yang dimakan,” ujarnya.
Di tengah situasi tersebut, lanjut Jokowi, bangsa Indonesia patut bersyukur karena stok beras di tanah air masih mencukupi.
“Alhamdulillah beras di Indonesia juga masih bisa kita cari dan tidak naik sama sekali. Ini patut kita syukuri. Berkat kerja keras Bapak-Ibu dan Saudara-saudara semuanya, berkat ikhtiar kita gotong royong bersama-sama,” ucapnya.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.