Nasional

Jokowi: Kurangi mobilitas dan WFH cegah merebaknya omicron

Jokowi memaparkan berbagai studi termasuk laporan dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyebutkan bahwa varian omicron memang lebih mudah menular namun memiliki gejala yang lebih ringan

Pizaro Gozali Idrus  | 18.01.2022 - Update : 19.01.2022
Jokowi: Kurangi mobilitas dan WFH cegah merebaknya omicron Presiden Joko Widodo. (Foto file - Anadolu Agency)

JAKARTA

Presiden Joko Widodo atau biasa disapa Jokowi meminta agar masyarakat mengurangi mobilitas menyusul tren kenaikan varian omicron.

“Jika Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara sekalian tidak memiliki keperluan mendesak sebaiknya mengurangi kegiatan di pusat-pusat keramaian. Dan untuk mereka yang bisa bekerja dari rumah (work from home) lakukanlah kerja dari rumah,” ujar Jokowi dalam pernyataan yang disampaikannya di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa.

Jokowi memaparkan berbagai studi termasuk laporan dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyebutkan bahwa varian omicron memang lebih mudah menular namun memiliki gejala yang lebih ringan.

“Pasien yang terinfeksi varian ini umumnya pulih tanpa harus dirawat di rumah sakit. Tapi, sekali lagi, kita harus waspada, jangan jemawa, dan jangan gegabah,” ucap Jokowi.

Selain itu, Presiden juga meminta masyarakat untuk tidak bepergian ke luar negeri untuk keperluan yang tidak esensial.

“Saya juga meminta untuk tidak bepergian ke luar negeri jika tidak ada urusan yang penting dan mendesak,” ujar dia.

Kemudian, Presiden juga menekankan mengenai pentingnya vaksinasi dalam menghadapi pandemi, termasuk peningkatan kasus omicron saat ini.

Dia pun meminta kepada masyarakat untuk segera mengikuti program vaksinasi yang diberikan gratis oleh pemerintah kepada masyarakat, baik dosis primer maupun dosis lanjutan atau booster.

“Yang belum mendapatkan vaksin segeralah untuk divaksin, yang sudah mendapatkan vaksin (dosis) pertama segera vaksin untuk yang kedua, yang sudah dua kali vaksin segera cari vaksin ketiga, vaksin booster. Semuanya gratis karena vaksinasi penting demi keselamatan kita semuanya,” tandas Jokowi.

Indonesia mengonfirmasi total kasus omicron mencapai 840 per 17 Januari.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi dalam diskusi daring pada Selasa menerangkan dari 840 kasus omicron tersebut sebanyak 609 merupakan kasus dari Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).

"Kalau kami melihat jumlah yang probable masih 1.800-2.000 kasus, tapi kalau transmisi lokal itu yang sudah kami identifikasi ada 174 kasus," kata dia.

Secara kumulatif, negara kedatangan PPLN paling banyak adalah Arab Saudi, lalu dilanjutkan dengan Turki, Amerika Serikat, Malaysia, dan Uni Emirat Arab.

Menurut Nadia, apabila dilihat dari status vaksinasi Covid-19, mayoritas pasien omicron ini sudah menerima vaksin Covid-19 dua dosis sebanyak 79,1 persen.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın