Indonesia waspadai potensi lonjakan kasus Covid-19 seperti India
Lonjakan kasus berpotensi terjadi dipicu tingginya mobilitas masyarakat selama bulan Ramadan dan Lebaran

Jakarta Raya
JAKARTA
Kementerian Kesehatan mewaspadai lonjakan kasus Covid-19 seperti di India, akibat tingginya mobilitas masyarakat selama Ramadan dan Lebaran.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan angka kematian akibat Covid-19 meningkat sebesar 2,73 persen selama dua pekan terakhir dan okupansi tempat tidur di rumah sakit cenderung meningkat.
Tren kasus positif Covid-19 cenderung stagnan sejak pertengahan April dan memiliki indikasi meningkat dalam beberapa waktu ke depan.
“Ini bukan hal yang baik, apalagi pada Februari hingga Maret lalu kita bisa menekan laju kasus. Tapi dalam dua minggu terakhir mulai stagnan bahkan meningkat,” kata Nadia melalui konferensi pers virtual, Selasa.
Indonesia juga melaporkan temuan varian baru Covid-19 yang berpotensi memperburuk situasi, antara lain dua kasus dengan varian B1617 asal India, 13 kasus Covid-19 dengan varian B117 asal Inggris, serta satu kasus dengan varian B1351 asal Afrika Selatan.
Dia mengatakan sebagian dari kasus varian baru tersebut merupakan transmisi lokal dan harus diwaspadai potensi penularannya.
Namun, mobilitas masyarakat justru meningkat menjelang Idulfitri, sedangkan kepatuhan terhadap protokol kesehatan justru menurun.
Sebanyak 3 juta orang diprediksi akan tetap mudik dari Jakarta meski pemerintah telah melarang.
Sebagian dari mereka telah bergerak menuju kampung halaman sebelum kebijakan larangan mudik berlaku mulai 6 Mei 2021.
Selain itu, Kementerian Kesehatan juga menyoroti munculnya sejumlah klaster penularan Covid-19 di sejumlah daerah dalam dua pekan terakhir.
Ibadah tarawih di Banyumas, Jawa Tengah menyebabkan 51 orang terinfeksi, kemudian klaster mudik di Pati, Jawa Tengah berujung pada 39 orang positif Covid-19. Selain itu, 54 orang terinfeksi dari klaster pengajian di Cianjur, Jawa Barat.
“Kendornya pelaksanaan protokol kesehatan menjadi faktor terbesar munculnya klaster-klaster ini,” ujar dia.
Nadia melanjutkan, situasi di Indonesia saat ini dapat dikatakan hampir sama dengan yang terjadi di India sebelum lonjakan kasus terjadi.
Dia meminta masyarakat menahan diri untuk tidak mudik Lebaran dan mematuhi protokol kesehatan saat beraktivitas.
“Sama seperti yang terjadi di India, lonjakan terjadi karena ada perayaan agama, ada varian virus baru, ada mobilitas tinggi dan kendornya pelaksanaan protokol kesehatan. Kita tidak mau hal itu terjadi pada kita,” tutur Nadia.
Kementerian Kesehatan juga tengah menyiapkan fasilitas kesehatan untuk mengantisipasi lonjakan kasus seusai Lebaran.
“Kami juga mengkaji bagaimana ketersediaan rumah sakit, termasuk oksigen, pengobatan lainnya, ventilator, serta sumber daya manusianya,” kata dia.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.