Indonesia dan Malaysia tetapkan sistem deteksi maritim
Sistem ini bertujuan untuk meminimalisir perbedaan data terkait penangkapan ikan di wilayah sengketa

Jakarta Raya
JAKARTA
Indonesia dan Malaysia sepakat untuk menerapkan sistem deteksi demi meminimalisir perbedaan data terkait penangkapan ikan di wilayah sengketa.
“Sistem deteksi yang digunakan adalah Automatic Identification System dan Vessel Monitoring System,” ujar Kasubbag Humas Bakamla RI Letkol Bakamla Mardiono, Rabu, dalam keterangannya.
Mardiono mengatakan kedua pihak juga membahas isu penangkapan nelayan, deteksi kapal nelayan, dan koordinasi aparat penegak hukum kedua negara.
Keduanya, lanjut Mardiono, juga membahas isu yang tak termuat dalam MoU, seperti pelanggaran yang kerap terjadi di Selat Malaka.
Otoritas memetakan sederet persoalan yang kerap terjadi di Selat Malaka, yaitu perdagangan narkoba, penyelundupan, dan pencemaran laut.
“Kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerja sama guna memberantas dan menanggulangi tindak kejahatan tersebut,” ujar Mardiono.
Bakamla mendorong agar kerja sama tersebut diperkuat dalam bentuk formal dengan Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM).
Sistem deteksi maritim juga pernah dibahas oleh Deputi Informasi, Hukum, dan Kerja Sama Badan Keamanan Laut Indonesia Laksda Bakamla Dade Ruskandar dan Direktur Divisi Keamanan dan Kedaulatan Maritim Majlis Keamanan Negara (MKN) Malaysia Roselin Rajab pertemuan kemaritiman kedua negara di Kota George Town, Pulau Pinang, Malaysia, beberapa waktu lalu.