Indonesia butuh Vaksin Merah Putih guna kendalikan Covid-19 jangka panjang
Kandidat vaksin Covid-19 yang tersedia tidak bisa membentuk sistem daya tahan tubuh seumur hidup sehingga butuh vaksinasi ulang dalam jangka waktu tertentu

Jakarta Raya
JAKARTA
Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset Nasional Bambang Brodjonegoro mengatakan Indonesia membutuhkan pengembangan vaksin Merah Putih Covid-19 untuk jangka panjang.
Pasalnya, kandidat vaksin yang akan didatangkan dari luar negeri seperti China dan Inggris hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek.
Indonesia berencana memvaksinasi 9,1 juta orang mulai November jika BPOM menerbitkan Emergency Use Authorization (EUA) untuk 18,2 juta dosis kandidat vaksin dari perusahaan farmasi China yakni Sinovac, Sinopharm, dan Cansino.
Namun menurut Bambang, kandidat vaksin Covid-19 yang tersedia tidak bisa membentuk sistem daya tahan tubuh seumur hidup sehingga butuh vaksinasi ulang dalam jangka waktu tertentu.
Dia melanjutkan, vaksin akan terus dibutuhkan dalam beberapa tahun ke depan sehingga Indonesia perlu mandiri dalam menyediakan vaksin.
“Perlu ada revaksinasi di kemudian hari entah itu dalam jangka satu tahun, dua tahun atau lebih,” kata Bambang dalam konferensi pers virtual, Selasa.
“Oleh sebab itu kita harus punya kemampuan untuk selalu menyediakan vaksin Covid-19 khususnya yang dibuat dalam negeri,” lanjut dia.
Bambang mengatakan ada enam institusi yang tengah mengembangkan vaksin di dalam negeri dengan metode berbeda.
Keenam lembaga tersebut yakni Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga, dan Universitas Gadjah Mada.
Dari keenamnya, Bambang mengatakan pengembangan vaksin oleh LBM Eijkman dan UI memiliki progres yang paling cepat.
“Awal tahun depan bisa diserahkan bibit vaksinnya yang dari Eijkman dan UI ke PT Bio Farma karena sudah masuk tahap pengujian pada hewan,” lanjut dia.
Indonesia juga terus mengumpulkan whole genome sequencing dari virus SARS-CoV-2 yang beredar di Indonesia untuk mempelajari karakter virusnya.
Sejauh ini, Indonesia telah mengirimkan 114 sampel whole genome sequencing dari virus SARS-CoV-2 kepada Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID)
Bambang juga memperkirakan bahwa vaksin Merah Putih paling cepat tersedia pada Maret 2021.
Pemerintah juga tengah menyiapkan kapasitas produksi vaksin dengan melibatkan sejumlah industri farmasi termasuk swasta.
PT Bio Farma hanya mampu memproduksi 250 juta dosis vaksin, sedangkan Indonesia membutuhkan 540 juta dosis vaksin untuk memvaksinasi seluruh masyarakat.
Sedangkan untuk mencapai kekebalan komunitas, butuh 160 juta penduduk yang divaksinasi sehingga jumlah dosisnya sebesar 320 juta.
Bambang menuturkan ada sejumlah perusahaan yang sudah mengurus izin ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait produksi vaksin, antara lain Kalbe Farma, Sanbe Farma, Daewoong, dan Biotis.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.